Tanjungpinang (ANTARA) - Kontingen Provinsi Kepulauan Riau finis di peringkat 27 pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XX di Papua dengan total perolehan 11 medali.

Wakil Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kepri Dadang AG mengatakan rincian medali yang diraih atlet-atlet Kepri, yaitu 2 medali emas, 5 medali perak dan 4 medali perunggu.

"Atlet cabang layar yang paling banyak menyumbangkan medali. Dua medali emas itu berasal dari cabang layar. Namun jumlahnya itu turun dibandingkan pada PON Jabar 2016. Atlet layar Kepri saat itu meraih 5 medali emas," ujar Dadang di Tanjungpinang, Sabtu.

Baca juga: Cabang layar sumbang dua medali emas untuk Kepri

Menurut pria yang juga mantan Kepala Dinas Pendidikan Tanjungpinang itu, prestasi Kepri di PON XX Papua menurun dibandingkan pada PON Jawa Barat 2016 lalu. Di PON Jabar waktu itu, atlet Kepri meraih 9 medali emas.

"Saat PON di Jabar, Kepri peringkat 19. Dibandingkan dengan PON sebelum di Jabar, prestasi atlet Kepri meningkat, dari peringkat 22 ke 19," kata Dadang.

Oleh karena itu, ia mengatakan KONI Kepri akan mengevaluasi hasil PON Papua, yang kemudian disampaikan kepada pemerintah daerah. Penurunan peringkat pada PON Papua itu, menurut dia, disebabkan banyak faktor, salah satunya, yaitu pandemi COVID-19.

Ia menuturkan keterbatasan atlet untuk mengikuti latihan secara terpusat sejak Maret 2020 lalu telah menyebabkan atlet terpaksa melakukan latihan mandiri secara terbatas. Kondisi ini yang dinilai menyebabkan pelatihan menjadi tidak sempurna.

Selain itu, ia juga tidak menampik perhatian pemerintah daerah terhadap dunia olahraga, yang dianggapnya jauh dari harapan bila dibandingkan dengan provinsi lain. Akibatnya, para atlet, pelatih dan pengurus cabang olahraga terpaksa menggunakan uang pribadi untuk mengikuti kejuaraan, baik yang berskala nasional maupun internasional.

Baca juga: Kontingan PON Kepri pulang dari Papua dikarantina di Hotel Batam

Padahal, sambung dia, pengalaman tanding sangat mempengaruhi mental, ketajaman teknik, fisik dan motivasi atlet untuk berkembang lebih baik.

"Kami perlu sampaikan bahwa kewajiban membangun dan mengembangkan olahraga itu merupakan kewenangan pemerintah. KONI tugasnya mengayomi dan melakukan pembinaan," tutur Dadang.

Sementara terkait politik anggaran untuk mengembangkan olahraga, ia mengungkapkan komunikasi antara pengurus cabang olahraga, KONI serta pemda harus ditingkatkan. Komunikasi itu dibutuhkan untuk mengawal anggaran pengembangan olahraga, mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan.

"Kami akan kawal mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan. Kuncinya, komunikasi ditingkatkan," ungkap Dadang.

Baca juga: Kepri baru raih dua medali emas di PON Papua
Baca juga: Layar sumbang emas kedua PON Papua untuk Kepri