Sleman (ANTARA News) - Korban bencana erupsi Gunung Merapi dari Dusun Kaliadem, Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman yang sebelumnya mengungsi di Balai Desa Sariharjo, Ngaglik, Selasa mulai menempati "shelter" atau hunian sementara di Gondang 1 dusun Gondang Pusung, Desa Wukirsari, Cangkringan.

Pelaksana tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman Urip Bahagia mengatakan perpindahan tersebut merupakan keinginan warga sendiri untuk pindah meski pembangunan "shelter" belum selesai seluruhnya.

"Dari 140 kepala keluarga (KK) yang mulai menghuni `shelter` saat ini, 20 KK di antaranya belum bisa memiliki `shelter` sendiri karena masih dalam proses penyelesaian sehingga mereka harus digabung," katanya.

Menurut dia, setelah menempati "shelter" warga juga langsung mulai menerima 15 kebutuhan pokok makanan berikut peralatan rumah tangga termasuk kompor dan tabung gas.

"Sementara untuk alas tidur masih menggunakan tikar karena kasur yang sedianya dijanjikan pemerintah masih dalam proses lelang. Jadi hari ini pindah ke `shelter` langsung masak sendiri-sendiri untuk makan, karena tidak ada dapur umum," katanya.

Ia mengatakan, yang masih menjadi kendala lagi adalah aliran listrik yang belum ada sehingga untuk sementara penerangan menggunakan generator set (genset).

"Jaringan listrik belum selesai karena harus melewati pekarangan warga yang harus diselesaikan," katanya.

Ketua Tim Bantuan Teknis Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta, Ismudiyanto Ismail mengatakan target penyelesaian 1.017 "shelter" di Gondang pada akhir Februari 2011.

"Di Gondang ada tiga titik lokasi `shelter` jumlahnya mencapai 1.017 unit, sesuai dengan target pemerintah akhir Februari serentak selesai jadi rumah," katanya.

Menurut dia, kendala yang dihadapi saat ini adalah cuaca yang tidak menentu sehingga apa yang direncanakan sedikit meleset dan tidak sesuai target, khusunya akibat hujan yang turun hampir setiap hari membuat proses pembangunan molor.

"`Shelter` di Gondang merupakan jenis `couple` dimana satu `shelter` dihuni dua kepala keluarga dengan luas 12 meter x 12 meter beratap seng dan dinding `gedek` (anyaman bambu). Lingkungan `shelter` juga dibangun fasilitas umum, tempat ibadah, lapangan olahraga, ruang pertemuan dan paud," katanya.

Bupati Sleman Sri Purnomo mengatakan dalam jangka pendek ini semua pengungsi akan dipindahkan ke masing-masing "shelter" yang sudah ditentukan untuk tiap dusun.

"Korban erupsi yang kehilangan rumah akan dipindahkan ke `shelter` dulu, sedangkan masalah relokasi atau pemindahan penduduk masih membutuhkan pemikiran yang panjang. `Shelter` rencananya bisa dihuni selama dua tahun," katanya.(*)
(U.V001/J006)