Jakarta (ANTARA) - Peneliti klimatologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Erma Yulihastin mengatakan beberapa daerah di Indonesia perlu mewaspadai potensi hujan deras yang dapat menimbulkan banjir dan tanah longsor pada Oktober 2021.

Wilayah yang perlu dipantau tersebut adalah Aceh, Jawa Barat, Kalimantan, Sulawesi, Maluku bagian selatan (sekitar Ambon) dan daerah pegunungan Papua.

"Daerah-daerah ini mempunyai probabilitas sangat tinggi untuk mendapat curah hujan deras yang dapat menimbulkan banjir dan tanah longsor," kata Erma yang merupakan peneliti di Pusat Riset Sains dan Teknologi Atmosfer BRIN dalam keterangan yang diakses ANTARA di instagram Lapan di Jakarta, Jumat.

Baca juga: Peneliti BRIN menangkan ASEAN-US Science Prize for Women 2021

Erma menuturkan pada Oktober 2021 sebagian besar wilayah Indonesia kemungkinan besar sudah memasuki musim hujan. Kemungkinan besar terjadi angin kencang dan gelombang laut di Laut Arafura dan Laut Banda, sedangkan di Laut Jawa mempunyai kemungkinan yang kecil.

Sedangkan pada November 2021 sebagian wilayah Jawa mulai memasuki musim hujan. Sedangkan pada Desember 2021 Nusa Tenggara akan memasuki musim hujan.

Baca juga: Peneliti Antariksa: Hujan meteor terbungsu akan terlihat awal Oktober

Erma mengatakan hujan di barat Indonesia mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan bulan Agustus dan rata-rata hujan bulan September. Hal itu juga dibuktikan dengan konsentrasi uap air yang tinggi di barat Indonesia.

Konsentrasi kelembapan di barat Indonesia dipengaruhi oleh aktivitas gelombang Madden Julian Oscillation (MJO).

Baca juga: BRIN: Penurunan muka tanah penyebab utama potensi Jakarta tenggelam

Gelombang MJO yang menjalar dari barat ke timur yang bertemu dengaan gelombang Mixed Rossby Gravity (MRG) dari timur ke barat selanjutnya berperan menggeser konsentrasi hujan dari Kalimantan ke Sulawesi dan menimbulkan banjir yang meluas di wilayah Sulawesi menjelang akhir September 2021.

Musim hujan di wilayah Indonesia berlangsung hingga Maret 2022.

Baca juga: Kepala BRIN berharap Dewan Pengarah perkuat riset dan inovasi