Ramallah, Palestina (ANTARA News) - Perdana Menteri Palestina Salam Fayyad pada Senin menyampaikan pengunduran diri pemerintahnya, kata seorang menteri kepada AFP, hanya beberapa bulan menjelang dilakukannnya pemilihan umum di Palestina.

Langkah yang diumumkan pada rapat kabinet pagi hari di kota Ramallah, Tepi Barat, itu telah diisukan sejak akhir November lalu, namun kemudian tertunda oleh pergolakan di Tunisia dan Mesir, kata sejumlah pejabat.

"Dr Fayyad mengatakan kepada dewan kementerian bahwa pemerintah kita telah mengundurkan diri," kata menteri yang tidak mau disebutkan namanya itu.

"Fayyad mengatakan kepada para menteri `Saya akan menghadap Presiden Abbas untuk memberikan surat resmi yang menyatakan pengunduran diri kita, pemerintah ini selesai`," kata menteri itu.

Setelah langkah pengunduran diri tersebut, Abbas akan segera meminta Fayyad untuk membentuk pemerintah baru, kata seorang pejabat senior kepada AFP pada Minggu malam.

Fayyad, yang diprediksi akan bertahan untuk posisi perdana menteri, mencapai kebuntuan dalam pembicaraan dengan para menteri pada Senin, menurut sejumlah pejabat.

Pada Sabtu, pemerintah Palestina yang berbasis di Ramallah mengatakan mereka akan menggelar pemilihan umum presiden dan parlemen pada September, yang segera ditentang oleh rival politiknya Hamas di Jalur Gaza.

Rencana untuk menggelar pemilihan umum pada Januari 2010 ditunda setelah penolakan Hamas, yang tidak mengakui legitimasi pemerintahan Abbas.

Pekan lalu pemerintah Palestina itu juga mengumumkan rencana untuk pemilu lokal pada 9 Juli, yang merupakan pemilu pertama sejak 2006 lalu.

Hamas menolak segala bentuk pemungutan suara yang diserukan oleh Otoritas Palestina, yang berarti berbagai proses pemilihan umum akan terbatas hanya untuk wilayah Tepi Barat.
(KR-PPT/H-AK)