HIMPSI: Masyarakat lebih perhatikan kesehatan jiwa di masa pandemi
14 Oktober 2021 21:27 WIB
Seorang pengguna layanan konseling daring mengakses laman salah satu organisasi kesehatan mental di Jakarta, Jumat (26/4/2019). ANTARA/Dea N Zhafira/aa.
Jakarta (ANTARA) - Ketua Hubungan Nasional Umum Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) Anrilia Ema M Ningdyah mengimbau masyarakat agar lebih memperhatikan kesehatan jiwa di masa pandemi COVID-19.
"Adanya Hari Kesehatan Jiwa sebenarnya menggalang kesadaran masyarakat bahwa sebenarnya kesehatan jiwa itu merupakan suatu hal yang seharusnya penting untuk diperhatikan selain kesehatan fisik. Terlebih dalam situasi yang lebih menantang ini kita harus kasih ekstra perhatian ke kesehatan jiwa kita," kata Anrilia Ema M Ningdyah saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Kamis.
Hal itu penting diperhatikan karena fisik dan jiwa itu merupakan satu kesatuan. "Jadi yang namanya sehat itu dua, sehat fisik dan sehat jiwa," ujar Anrilia.
Pihaknya meminta agar masyarakat jangan mengabaikan bila menyadari ada keluhan-keluhan mental atau mengalami tekanan tertentu.
Baca juga: Moeldoko sambut baik usulan Menkes terkait layanan SEJIWA
Baca juga: Kominfo dukung layanan konseling Sejiwa
"Jangan diabaikan kalau ada keluhan-keluhan kesehatan mental, misalnya merasa ketersendirian, mengalami tekanan tertentu, terkait psikologis yang mengganggu, jangan disimpan sendiri, bicarakan dengan orang-orang terdekat, cari dukungan," katanya.
Selain itu masyarakat juga bisa meminta bantuan profesional.
Anrilia menyebut pemerintah saat ini memiliki layanan psikologis Sehat Jiwa (SEJIWA) yang bisa diakses masyarakat Indonesia secara gratis bila memiliki keluhan-keluhan psikologis tertentu.
Layanan tersebut merupakan respon pemerintah untuk menjamin pemenuhan hak kesehatan mental masyarakat di masa pandemi COVID-19.
Pasalnya tidak hanya berpengaruh terhadap kesehatan fisik, tetapi pandemi COVID-19 juga membawa implikasi yang besar terhadap kondisi psikologis masyarakat. Melalui call center 119 extension 8, masyarakat bisa mendapatkan edukasi, konsultasi dan pendampingan psikologi.
Baca juga: Menteri PPPA: Layanan "SEJIWA" jadi solusi masalah psikologis sosial
Baca juga: Layanan SEJIWA bantu lindungi masyarakat dari COVID-19
"Adanya Hari Kesehatan Jiwa sebenarnya menggalang kesadaran masyarakat bahwa sebenarnya kesehatan jiwa itu merupakan suatu hal yang seharusnya penting untuk diperhatikan selain kesehatan fisik. Terlebih dalam situasi yang lebih menantang ini kita harus kasih ekstra perhatian ke kesehatan jiwa kita," kata Anrilia Ema M Ningdyah saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Kamis.
Hal itu penting diperhatikan karena fisik dan jiwa itu merupakan satu kesatuan. "Jadi yang namanya sehat itu dua, sehat fisik dan sehat jiwa," ujar Anrilia.
Pihaknya meminta agar masyarakat jangan mengabaikan bila menyadari ada keluhan-keluhan mental atau mengalami tekanan tertentu.
Baca juga: Moeldoko sambut baik usulan Menkes terkait layanan SEJIWA
Baca juga: Kominfo dukung layanan konseling Sejiwa
"Jangan diabaikan kalau ada keluhan-keluhan kesehatan mental, misalnya merasa ketersendirian, mengalami tekanan tertentu, terkait psikologis yang mengganggu, jangan disimpan sendiri, bicarakan dengan orang-orang terdekat, cari dukungan," katanya.
Selain itu masyarakat juga bisa meminta bantuan profesional.
Anrilia menyebut pemerintah saat ini memiliki layanan psikologis Sehat Jiwa (SEJIWA) yang bisa diakses masyarakat Indonesia secara gratis bila memiliki keluhan-keluhan psikologis tertentu.
Layanan tersebut merupakan respon pemerintah untuk menjamin pemenuhan hak kesehatan mental masyarakat di masa pandemi COVID-19.
Pasalnya tidak hanya berpengaruh terhadap kesehatan fisik, tetapi pandemi COVID-19 juga membawa implikasi yang besar terhadap kondisi psikologis masyarakat. Melalui call center 119 extension 8, masyarakat bisa mendapatkan edukasi, konsultasi dan pendampingan psikologi.
Baca juga: Menteri PPPA: Layanan "SEJIWA" jadi solusi masalah psikologis sosial
Baca juga: Layanan SEJIWA bantu lindungi masyarakat dari COVID-19
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2021
Tags: