Menteri Agama Perlu Intensifkan Dialog Antarumat Beragama
14 Februari 2011 00:16 WIB
Sejumlah Pemuka Agama, I Nyoman Udayana Sangging ( kiri Ke kanan), Romo Frans Magnis Suseno, Solahuddin Wahid, Andreas A. Yewanggoe, Ahmad Syafii Maarif, dan Bikhu Pannyavaro, saat pernyataan publik tokoh agama di Jakarta, Senin ( 10/1). Pernyataan publik sejumlah tokoh lintas agama dengan tema pencanangan tahun perlawanan terhadap kebohongan pemerintah, dan pengkhianatan harus segera dihentikan. FOTO ANTARA/ Ujang Zaelani/pd/11 (ANTARA/ Ujang Zaelani)
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Agama Suryadharma Ali bersama jajarannya perlu lebih mengintensifkan dialog antarumat beragama untuk mencegah dan mengantisipasi terulangnya konflik serta kekerasan bernuansa suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).
Anggota Komisi VIII DPR RI Prof Dr Ali Maschan Musa mengatakan hal itu kepada pers di Jakarta, Minggu, terkait penanganan dan antisipasi konflik bernuansa SARA.
Ali mengemukakan bahwa selama tahun 2011 telah terjadi setidaknya lima kali kekerasan atas nama agama.
Dia berharap menteri agama dan jajarannya tidak hanya melakukan pendekatan legal-formal dalam mengantisipasi dan mencegah konflik berlatar belakang agama. Pendekatan dan dialog juga perlu dilakukan.
"Menag lebih suka melakukan pendekatan legal-formal dalam menyelesaikan masalah daripada pendekatan silaturahim dan dialog mencari titik temu dan solusi mengatasi problem-problem antar/intra umat beragama," kata Ali Maschan yang juga Guru Besar IAIN Sunan Gunung Ampel, Jawa Timur ini.
Dia mengatakan, Menteri Agama Suryadharma Ali jangan keliru menerjemahkan instruksi presiden dalam upaya menjaga kerukunan intra dan antarumat beragama. Kementerian ini perlu memacu kinerjanya dengan bertindak cepat dan mengintensifkan dialog antarumat beragama maupun interumat beragama untuk mencegah terjadinya konflik dan kekerasan.
Dia menilai, kepolisian dan TNI sudah bergerak cepat menegakkan ketertiban dan mengevaluasi kinerjanya masing-masing. "Kemenag diharapkan tidak hanya berkutat pada masalah legal formal Ahmadiyah, tanpa berupaya masuk ke dalam substansi masalah," katanya. (S023/Z002/K004)
Anggota Komisi VIII DPR RI Prof Dr Ali Maschan Musa mengatakan hal itu kepada pers di Jakarta, Minggu, terkait penanganan dan antisipasi konflik bernuansa SARA.
Ali mengemukakan bahwa selama tahun 2011 telah terjadi setidaknya lima kali kekerasan atas nama agama.
Dia berharap menteri agama dan jajarannya tidak hanya melakukan pendekatan legal-formal dalam mengantisipasi dan mencegah konflik berlatar belakang agama. Pendekatan dan dialog juga perlu dilakukan.
"Menag lebih suka melakukan pendekatan legal-formal dalam menyelesaikan masalah daripada pendekatan silaturahim dan dialog mencari titik temu dan solusi mengatasi problem-problem antar/intra umat beragama," kata Ali Maschan yang juga Guru Besar IAIN Sunan Gunung Ampel, Jawa Timur ini.
Dia mengatakan, Menteri Agama Suryadharma Ali jangan keliru menerjemahkan instruksi presiden dalam upaya menjaga kerukunan intra dan antarumat beragama. Kementerian ini perlu memacu kinerjanya dengan bertindak cepat dan mengintensifkan dialog antarumat beragama maupun interumat beragama untuk mencegah terjadinya konflik dan kekerasan.
Dia menilai, kepolisian dan TNI sudah bergerak cepat menegakkan ketertiban dan mengevaluasi kinerjanya masing-masing. "Kemenag diharapkan tidak hanya berkutat pada masalah legal formal Ahmadiyah, tanpa berupaya masuk ke dalam substansi masalah," katanya. (S023/Z002/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011
Tags: