Dirut Pelindo: Penggabungan pelindo perkuat konektivitas maritim
14 Oktober 2021 12:46 WIB
Tangkapan layar- Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Arif Suhartono memberikan sambutan dalam siaran langsung Peresmian Penggabungan Pelindo dan Terminal Multipurpose Wae Kelambu Pelabuhan Labuan Bajo melalui akun youtube Sekretariat Presiden, Kamis (14/10/2021) (ANTARA/Fransiska Mariana Nuka)
Kupang (ANTARA) - Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Arif Suhartono mengatakan penggabungan layanan BUMN kepelabuhanan dapat mewujudkan industri kepelabuhanan nasional yang lebih kuat melalui konektivitas maritim di seluruh Indonesia.
"Sehingga dapat membantu menurunkan biaya logistik nasional secara bertahap serta meningkatkan kinerja dan daya saing BUMN bidang kepelabuhanan di tingkat global," kata Arif dalam siaran langsung Peresmian Penggabungan Pelindo dan Terminal Multipurpose Wae Kelambu Pelabuhan Labuan Bajo melalui akun youtube Sekretariat Presiden, Kamis.
Dia menyebut pengelolaan layanan kepelabuhanan selama ini dilakukan secara terpisah, sedangkan kapabilitas dari masing-masing Pelindo tidak sama dari sisi keuangan sumber daya manusia dan pengalaman.
Hal itu tentu berakibat pada adanya perbedaan performansi atas layanan yang diberikan yang pada akhirnya berdampak pada ketidakefisienan sistem logistik nasional.
Baca juga: Empat BUMN sektor pelabuhan resmi merger menjadi satu Pelindo
Oleh karena itu, Arif menyebut penggabungan menjadi satu Pelindo ini akan memudahkan koordinasi dalam pengembangan kawasan industri dan ekonomi khusus di sekitar pelabuhan di daerah-daerah sehingga mendorong peningkatan konektivitas dengan internal yang akan berdampak kepada meningkatnya kegiatan perekonomian daerah pada berbagai wilayah di Indonesia.
Selain itu, penggabungan juga membuka kesempatan perusahaan untuk go global, sebagaimana meningkatkan posisi Pelindo menjadi operator terminal peti kemas terbesar kevdelapan di dunia dengan total truk peti kemas pada tahun 2019 sebesar 16,7 juta TEUs.
"Penggabungan ini juga menyatukan sumber daya keuangan dan memperkuat permodalan perusahaan," ungkap Arif.
Baca juga: Supply Chain Indonesia ungkap empat tantangan setelah merger Pelindo
Diakuinya penggabungan Pelindo telah diwacanakan sejak lebih dari 20 tahun yang lalu. Maju tidaknya industri kepelabuhanan dan logistik Indonesia, kata dia, bukan hanya karena penggabungan Pelindo semata namun dukungan pemerintah, kementerian, parlemen, serta sinergi antar stakeholder kepelabuhanan seperti instansi pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang terkait, pelaku usaha, dan pemangku kepentingan lainnya.
Pada kesempatan tersebut Arif pun memohon dukungan agar Pelindo dapat menjalankan misi dan mewujudkan visi untuk menjadi pemimpin ekosistem maritim terintegrasi dan berkelas dunia.
Baca juga: Presiden Jokowi resmikan holding Pelindo dan Terminal Wae Kelambu
Baca juga: Presiden Jokowi : Penggabungan Pelindo akan tingkatkan daya saing
"Sehingga dapat membantu menurunkan biaya logistik nasional secara bertahap serta meningkatkan kinerja dan daya saing BUMN bidang kepelabuhanan di tingkat global," kata Arif dalam siaran langsung Peresmian Penggabungan Pelindo dan Terminal Multipurpose Wae Kelambu Pelabuhan Labuan Bajo melalui akun youtube Sekretariat Presiden, Kamis.
Dia menyebut pengelolaan layanan kepelabuhanan selama ini dilakukan secara terpisah, sedangkan kapabilitas dari masing-masing Pelindo tidak sama dari sisi keuangan sumber daya manusia dan pengalaman.
Hal itu tentu berakibat pada adanya perbedaan performansi atas layanan yang diberikan yang pada akhirnya berdampak pada ketidakefisienan sistem logistik nasional.
Baca juga: Empat BUMN sektor pelabuhan resmi merger menjadi satu Pelindo
Oleh karena itu, Arif menyebut penggabungan menjadi satu Pelindo ini akan memudahkan koordinasi dalam pengembangan kawasan industri dan ekonomi khusus di sekitar pelabuhan di daerah-daerah sehingga mendorong peningkatan konektivitas dengan internal yang akan berdampak kepada meningkatnya kegiatan perekonomian daerah pada berbagai wilayah di Indonesia.
Selain itu, penggabungan juga membuka kesempatan perusahaan untuk go global, sebagaimana meningkatkan posisi Pelindo menjadi operator terminal peti kemas terbesar kevdelapan di dunia dengan total truk peti kemas pada tahun 2019 sebesar 16,7 juta TEUs.
"Penggabungan ini juga menyatukan sumber daya keuangan dan memperkuat permodalan perusahaan," ungkap Arif.
Baca juga: Supply Chain Indonesia ungkap empat tantangan setelah merger Pelindo
Diakuinya penggabungan Pelindo telah diwacanakan sejak lebih dari 20 tahun yang lalu. Maju tidaknya industri kepelabuhanan dan logistik Indonesia, kata dia, bukan hanya karena penggabungan Pelindo semata namun dukungan pemerintah, kementerian, parlemen, serta sinergi antar stakeholder kepelabuhanan seperti instansi pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang terkait, pelaku usaha, dan pemangku kepentingan lainnya.
Pada kesempatan tersebut Arif pun memohon dukungan agar Pelindo dapat menjalankan misi dan mewujudkan visi untuk menjadi pemimpin ekosistem maritim terintegrasi dan berkelas dunia.
Baca juga: Presiden Jokowi resmikan holding Pelindo dan Terminal Wae Kelambu
Baca juga: Presiden Jokowi : Penggabungan Pelindo akan tingkatkan daya saing
Pewarta: Fransiska Mariana Nuka
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2021
Tags: