Makassar (ANTARA News) - Sekitar 160 menit atau hampir tiga jam, mantan Presiden RI, Bacharuddin Jusuf Habibie terus-menerus melayani tanda tangan masyarakat Sulawesi Selatan pemiliki buku berjudul "Habibie dan Ainun" di Gramedia Mal Panakkukang Makassar, Sabtu.

Tangan Habibie hanya diam sejenak, saat pemilik buku secara bergantian melakukan foto bersama setelah mendapat paraf di lembaran pertama buku yang berisi 311 halaman, mulai dari Bab I "Sekali Peristiwa di Rangga Malewa IIB" sampai Bab 37 Ainun Pindah ke Alam dan Dimensi Baru.

Antusiasme pengunjung mal untuk mendapatkan tanda tangan, foto bareng, dan bersalaman dengan Habibie tidak terbendung, sehingga terjadi antri sampai eskalator atau sekitar 50 meter, mulai pukul 14.00-16.40 WITA.

Sebenarnya, pelaksana hanya menjadwalkan dua jam, namun Habibie tidak ingin mengecewakan ratusan orang yang masih antri memegang buku.

Salah seorang pengunjung, Muhammad Iqbal, dengan pergelangan kaki kanan patah, juga tidak ingin ketinggalan untuk mencium tangan kanan Habibie seperti pemilik buku lainnya.

"Kaki saya patah ditabrak motor tadi malam, namun bertemu dengan Pak Habibie sudah puluhan tahun saya pendam. Makanya setelah saya baca di koran, saya nekat ke sini," jelasnya.

Lain lagi dengan dua mahasiswi pascasarjana jurusan Akuntansi UMI Makassar, Wardha dan Dewi yang mengaku memburu tanda tangan Habibie setelah mendapatkan bukunya di arena bedah buku di gedung Graha Pena Makassar dua jam sebelumnya.

"Pak Habibie adalah pujaan semua wanita. Dia adalah pendamping hidup terbaik, semua wanita pasti menginginkan pendamping seperti beliau," ujar Wardha.

Ketokohan putra kelahiran Parepare ini, juga diutarakan salah satu Kepala Tekhnisi di PT Haji Kalla, Muhammad Nur yang menyebut Habibie bukan lagi tokoh nasional, tetapi tokoh internasional yang sulit ditemukan penggantinya di Indonesia.

Sementara, menurut Superviser Pembelian Gramedia Panakkukang, Selvi mengatakan, sejak buku yang ditulis Habibie untuk mengenang istrinya, almarhumah Hasri Ainun Habibie masuk sejak Desember 2010, sudah laris sekitar 500 eksamplar.

"Itu belum termasuk hari ini, kita siapkan 250 eksamplar, ditambah sisa yang masuk bulan Januari. Lain juga yang dibeli di Gramedia atau di tokoh buku lain kemudian dibawa ke sini untuk ditandatangani," ucapnya.

Pengunjung mal bahkan banyak yang berteriak histeris dan menitikkan air mata haru saat Habibie menuruni eskalator sambil melambaikan tangan. (*)

(T.KR-AAT/F003)