Minyak naik di Asia, harga gas tinggi dapat picu peralihan ke minyak
14 Oktober 2021 10:05 WIB
Arsip Foto - Sebuah tangki minyak terlihat di dalam Perusahaan Minyak dan Gas Pelabuhan Ras Lanuf di Ras Lanuf, Libya, Selasa (10/7/2018). ANTARA/REUTERS/Esam Omran Al-Fetori/am.
Tokyo (ANTARA) - Harga minyak naik di perdagangan Asia pada Kamis pagi, membalikkan penurunan sebelumnya di tengah ekspektasi bahwa harga gas alam yang tinggi menjelang musim dingin dapat mendorong peralihan ke minyak untuk memenuhi kebutuhan permintaan pemanas.
Minyak mentah berjangka Brent terangkat 28 sen atau 0,3 persen, menjadi diperdagangkan di 83,46 dolar AS per barel pada pukul 01.07 GMT setelah jatuh 0,3 persen pada Rabu (13/10/2021).
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS bangkit 22 sen atau 0,3 persen, menjadi diperdagangkan di 80,66 dolar AS per barel, setelah melemah 0,3 persen pada hari sebelumnya.
"Investor bertaruh bahwa lonjakan harga gas akan mendorong pembangkit listrik untuk beralih ke minyak karena musim permintaan musim dingin mendekat," kata Hiroyuki Kikukawa, manajer umum penelitian di Nissan Securities.
Harga juga didukung oleh kekhawatiran tentang ketatnya pasokan setelah Badan Informasi Energi AS (EIA) mengatakan pada Rabu (13/10/2021) bahwa produksi minyak mentah di Amerika Serikat, produsen terbesar dunia, akan turun pada 2021 lebih besar dari perkiraan sebelumnya yang diharapkan akan bangkit kembali pada 2022.
Baca juga: Minyak jatuh karena ambil untung, OPEC potong proyeksi permintaan 2021
"Keketatan saat ini di pasar minyak mentah dan prospek jangka pendek untuk peningkatan permintaan musiman memberikan dukungan kepada sentimen investor, melebihi peningkatan yang lebih besar dari perkiraan dalam persediaan minyak mentah AS dan perkiraan permintaan yang lebih lemah oleh OPEC," kata Kikukawa.
American Petroleum Institute (API) mengatakan pada Rabu (13/10/2021) malam bahwa stok minyak mentah AS naik 5,2 juta barel untuk pekan yang berakhir 8 Oktober, menurut sumber pasar yang melihat data API.
API juga melaporkan persediaan bensin turun 4,6 juta barel dan stok sulingan turun 2,7 juta barel, kata sumber tersebut.
Analis dalam jajak pendapat Reuters memperkirakan persediaan minyak mentah naik 700.000 barel.
Baca juga: Minyak beragam, krisis energi picu volatilitas, kekhawatiran pemulihan
Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) memangkas perkiraan pertumbuhan permintaan minyak dunia untuk tahun 2021 dalam laporan bulanan terbarunya pada Rabu (13/10/2021), sambil mempertahankan prospeknya untuk tahun 2022.
Namun, kelompok produsen itu mengatakan kenaikan harga gas alam dapat meningkatkan permintaan produk minyak karena pengguna akhir beralih bahan bakar.
EIA akan merilis laporan persediaannya pada Kamis pukul 11.00 waktu setempat (15.00 GMT).
Baca juga: Permintaan melonjak, harga minyak melambung ke tertinggi multi-tahun
Baca juga: Minyak menguat karena permintaan energi meningkat, WTI tembus 80 dolar
Minyak mentah berjangka Brent terangkat 28 sen atau 0,3 persen, menjadi diperdagangkan di 83,46 dolar AS per barel pada pukul 01.07 GMT setelah jatuh 0,3 persen pada Rabu (13/10/2021).
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS bangkit 22 sen atau 0,3 persen, menjadi diperdagangkan di 80,66 dolar AS per barel, setelah melemah 0,3 persen pada hari sebelumnya.
"Investor bertaruh bahwa lonjakan harga gas akan mendorong pembangkit listrik untuk beralih ke minyak karena musim permintaan musim dingin mendekat," kata Hiroyuki Kikukawa, manajer umum penelitian di Nissan Securities.
Harga juga didukung oleh kekhawatiran tentang ketatnya pasokan setelah Badan Informasi Energi AS (EIA) mengatakan pada Rabu (13/10/2021) bahwa produksi minyak mentah di Amerika Serikat, produsen terbesar dunia, akan turun pada 2021 lebih besar dari perkiraan sebelumnya yang diharapkan akan bangkit kembali pada 2022.
Baca juga: Minyak jatuh karena ambil untung, OPEC potong proyeksi permintaan 2021
"Keketatan saat ini di pasar minyak mentah dan prospek jangka pendek untuk peningkatan permintaan musiman memberikan dukungan kepada sentimen investor, melebihi peningkatan yang lebih besar dari perkiraan dalam persediaan minyak mentah AS dan perkiraan permintaan yang lebih lemah oleh OPEC," kata Kikukawa.
American Petroleum Institute (API) mengatakan pada Rabu (13/10/2021) malam bahwa stok minyak mentah AS naik 5,2 juta barel untuk pekan yang berakhir 8 Oktober, menurut sumber pasar yang melihat data API.
API juga melaporkan persediaan bensin turun 4,6 juta barel dan stok sulingan turun 2,7 juta barel, kata sumber tersebut.
Analis dalam jajak pendapat Reuters memperkirakan persediaan minyak mentah naik 700.000 barel.
Baca juga: Minyak beragam, krisis energi picu volatilitas, kekhawatiran pemulihan
Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) memangkas perkiraan pertumbuhan permintaan minyak dunia untuk tahun 2021 dalam laporan bulanan terbarunya pada Rabu (13/10/2021), sambil mempertahankan prospeknya untuk tahun 2022.
Namun, kelompok produsen itu mengatakan kenaikan harga gas alam dapat meningkatkan permintaan produk minyak karena pengguna akhir beralih bahan bakar.
EIA akan merilis laporan persediaannya pada Kamis pukul 11.00 waktu setempat (15.00 GMT).
Baca juga: Permintaan melonjak, harga minyak melambung ke tertinggi multi-tahun
Baca juga: Minyak menguat karena permintaan energi meningkat, WTI tembus 80 dolar
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2021
Tags: