Kairo (ANTARA News) - Wakil Presiden Mesir Omar Suleiman pada Jumat malam mengumumkan pengunduran diri Presiden Hosni Mubarak dan kekuasaan diserahkan kepada Dewan Tertinggi Militer. Jutaan pengunjuk rasa di ibu kota Kairo menyambut hangat atas pengunduran diri tersebut.

Eropa menyambut baik keputusan Presiden Hosni Mubarak untuk mundur, dengan mengatakan ia telah "mendengarkan suara rakyat Mesir" dan membuka jalan bagi pembaruan.

Kepala urusan luar negeri Uni Eropa Catherine Ashton mengatakan bahwa dengan pengunduran dirinya, Mubarak "telah membuka jalan bagi pembaruan yang lebih cepat dan lebih mendalam".

"Hal penting sekarang adalah bahwa pembicaraan dipercepat untuk menghasilkan pemerintahan berbasis luas yang akan menghormati aspirasi, dan memberikan stabilitas pada rakyat Mesir," kata Ashton dalam pernyataan.

"Masa depan Mesir sudah sepantasnya tetap di tangan rakyat Mesir," katanya.

Ia menyerukan "semua pelanggaran" hak asasi manusia setelah 18 hari demonstrasi massa agar diselidiki dan mengatakan EU "siap untuk membantu semampunya", dalam "transisi yang tertib ke arah demokrasi serta pemilihan yang bebas dan adil".

Ketua parlemen EU Jerzy Buzek, mantan aktivis Solidaritas di Polandia Komunis, menambahkan bahwa militer Mesir "harus mengejar peran konstruktif dalam proses demokratisasi itu".

"Ini baru awal dari perjalanan panjang ke perubahan yang kekal," katanya lalu menyerukan "orde ekonomi dan sosial yang lebih adil, membangun pemerintahan berdasar hukum".
(ANTARA/A038)