Militer Mesir Dukung Tindakan Mubarak, Jamin Pelaksanaan Pemilu
11 Februari 2011 19:02 WIB
Para pengunjuk rasa melarikan diri dari api gas air mata selama bentrokan di Kairo, (28/1). Polisi dan demonstran terlibat dalam pertempuran berjalan pada jalan-jalan di Kairo pada hari Jumat di hari keempat protes belum pernah terjadi sebelumnya oleh puluhan ribu Mesir menuntut mengakhiri tiga dekade pemerintahan Presiden Hosni Mubarak. (FOTO.ANTARA/REUTERS / Amr Abdallah Dalsh)
Moskow (ANTARA News) - Dewan Tertinggi Angkatan Bersenjata Mesir pada Jumat mendukung pengalihan kekuasaan Presiden Hosni Mubarak kepada wakil presidennya, sehingga memicu kemarahan dari pemrotes yang menuntutnya mundur.
Militer juga menjanjikan pemilihan umum bebas, namun belum menentukan tanggal pastinya, serta mengumumkan sebuah tawaran bersyarat untuk mengakhiri masa darurat segera setelah situasi sekarang pulih sepenuhnya, demikian RIA Novosti melaporkan.
Mubarak menyampaikan pidato kenegaraannya pada Kamis, sekaligus menyerahkan seluruh kekuasaan kepada Wakil Presiden Omar Suleiman, mantan kepala intelijen, dan mengajukan amandemen konstitusi. Pidato tersebut memicu kemarahan di antara para demonstran di Bundaran Tahrir, Kairo, yang mengharapkan ia mengumumkan pengunduran dirinya.
Pernyataan militer pada Jumat itu juga meminta negara untuk kembali bekerja dan menjanjikan untuk tidak menuntut para demonstran yang menyebabkan terhentinya kehidupan normal di negara berpenduduk terbesar di Arab itu.
Suleiman memerintahkan Perdana Menteri Ahmed Shafik agar menunjuk deputi yang akan bertanggung jawab untuk menggelar dialog nasional dengan pihak oposisi, menurut laporan televisi nasional Mesir.
Sementara itu, ratusan ribu pemrotes mulai berkumpul di Bundaran Tahrir, dengan kerumunan besar di dekat pusat stasiun televisi yang berjarak setengah kilometer. Demonstran lainnya akan datang pada saat salat Jumat. Pihak oposisi menuduh media pemerintah telah mengaburkan laporan liputan aksi protes mereka.
Angkatan Bersenjata Mesir sebelumnya mengingatkan bahwa mereka akan menggunakan kekuatannya terhadap pihak-pihak yang memprovokasi kekerasan maupun mengancam keamanan publik atau negara. (PPT/RN/K004)
Militer juga menjanjikan pemilihan umum bebas, namun belum menentukan tanggal pastinya, serta mengumumkan sebuah tawaran bersyarat untuk mengakhiri masa darurat segera setelah situasi sekarang pulih sepenuhnya, demikian RIA Novosti melaporkan.
Mubarak menyampaikan pidato kenegaraannya pada Kamis, sekaligus menyerahkan seluruh kekuasaan kepada Wakil Presiden Omar Suleiman, mantan kepala intelijen, dan mengajukan amandemen konstitusi. Pidato tersebut memicu kemarahan di antara para demonstran di Bundaran Tahrir, Kairo, yang mengharapkan ia mengumumkan pengunduran dirinya.
Pernyataan militer pada Jumat itu juga meminta negara untuk kembali bekerja dan menjanjikan untuk tidak menuntut para demonstran yang menyebabkan terhentinya kehidupan normal di negara berpenduduk terbesar di Arab itu.
Suleiman memerintahkan Perdana Menteri Ahmed Shafik agar menunjuk deputi yang akan bertanggung jawab untuk menggelar dialog nasional dengan pihak oposisi, menurut laporan televisi nasional Mesir.
Sementara itu, ratusan ribu pemrotes mulai berkumpul di Bundaran Tahrir, dengan kerumunan besar di dekat pusat stasiun televisi yang berjarak setengah kilometer. Demonstran lainnya akan datang pada saat salat Jumat. Pihak oposisi menuduh media pemerintah telah mengaburkan laporan liputan aksi protes mereka.
Angkatan Bersenjata Mesir sebelumnya mengingatkan bahwa mereka akan menggunakan kekuatannya terhadap pihak-pihak yang memprovokasi kekerasan maupun mengancam keamanan publik atau negara. (PPT/RN/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011
Tags: