Tenis
Murray dukung pembatasan pemain yang tidak divaksin di Australian Open
13 Oktober 2021 16:36 WIB
Arsip foto - Reaksi Andy Murray ketika bertanding dalam perempatfinal tenis Olimpiade Tokyo 2020 di Ariake Tennis Park, Tokyo, Jepang, Rabu (28/7/2021). ANTARA/REUTERS/Lucy Nicholson/am.
Jakarta (ANTARA) - Petenis Andy Murray mengharapkan, pemain yang tidak divaksinasi dapat bersaing di Australian Open, namun ia mendukung langkah otoritas lokal untuk memberlakukan persyaratan yang lebih ketat pada mereka di Melbourne Park, dibanding mereka yang telah divaksinasi penuh COVID-19.
Menteri Olahraga Victoria Martin Pakula pada Selasa mengatakan, para pemain yang berencana untuk bersaing di Grand Slam pertama setiap tahun, harus divaksinasi untuk memberi diri mereka kesempatan terbaik untuk bersaing di Melbourne.
Asosiasi Tennis Australia telah menolak untuk mengomentari pengaturan pemain berdasarkan status vaksinasi mereka.
Namun, pemain yang telah divaksinasi diharapkan diberi lebih banyak kebebasan untuk bergerak, dan mungkin dapat melewati karantina wajib 14 hari di negara tersebut pada saat kedatangan.
Baca juga: Djokovic berharap vaksin COVID-19 tidak diwajibkan kepada pemain
"Pemahaman saya adalah jika Anda tidak divaksinasi, Anda masih diizinkan bermain, hanya saja aturannya akan berbeda," ujar Murray dalam konferensi pers setelah kekalahannya di Indian Wells pada putaran ketiga, Selasa melawan Alexander Zverev, dikutip dari laman resmi Reuters, Rabu.
"Anda mungkin harus pergi ke Australia beberapa minggu lebih awal dari yang lain. Itu pilihan pemain. Jika pemerintah setempat menerapkannya maka saya akan mendukungnya.
“Akan lebih bagus jika lebih banyak pemain divaksinasi.
"Australia khususnya, sangat ketat di sana. Masyarakat di sana harus menanggung 18 bulan yang menyakitkan atau apa pun.
Baca juga: Udah vaksin, Halep tak lagi takut COVID-19
Jika orang akan datang ke negara itu dan berpotensi mengambil risiko wabah di komunitas mereka, ya, itu bisa dimengerti ," tambah Murray.
Petenis peringkat empat dunia Zverev, yang April lalu mengaku belum divaksinasi mengatakan, tidak ingin terjebak di tengah perdebatan.
"Saya sepenuhnya menghormati keputusan pemain yang tidak divaksinasi. Saya juga menghormati keputusan yang diberikan pemerintah Australia,” ujar Zverev.
“Saya tidak ingin berada di tengah-tengah sesuatu yang saya tidak terlibat karena saya tidak memiliki masalah keduanya, karantina dua minggu, semua itu. Saya tidak ingin melawan siapa pun di sini."
Baca juga: Barty merasa lebih nyaman setelah mendapat vaksin COVID-19
Menteri Olahraga Victoria Martin Pakula pada Selasa mengatakan, para pemain yang berencana untuk bersaing di Grand Slam pertama setiap tahun, harus divaksinasi untuk memberi diri mereka kesempatan terbaik untuk bersaing di Melbourne.
Asosiasi Tennis Australia telah menolak untuk mengomentari pengaturan pemain berdasarkan status vaksinasi mereka.
Namun, pemain yang telah divaksinasi diharapkan diberi lebih banyak kebebasan untuk bergerak, dan mungkin dapat melewati karantina wajib 14 hari di negara tersebut pada saat kedatangan.
Baca juga: Djokovic berharap vaksin COVID-19 tidak diwajibkan kepada pemain
"Pemahaman saya adalah jika Anda tidak divaksinasi, Anda masih diizinkan bermain, hanya saja aturannya akan berbeda," ujar Murray dalam konferensi pers setelah kekalahannya di Indian Wells pada putaran ketiga, Selasa melawan Alexander Zverev, dikutip dari laman resmi Reuters, Rabu.
"Anda mungkin harus pergi ke Australia beberapa minggu lebih awal dari yang lain. Itu pilihan pemain. Jika pemerintah setempat menerapkannya maka saya akan mendukungnya.
“Akan lebih bagus jika lebih banyak pemain divaksinasi.
"Australia khususnya, sangat ketat di sana. Masyarakat di sana harus menanggung 18 bulan yang menyakitkan atau apa pun.
Baca juga: Udah vaksin, Halep tak lagi takut COVID-19
Jika orang akan datang ke negara itu dan berpotensi mengambil risiko wabah di komunitas mereka, ya, itu bisa dimengerti ," tambah Murray.
Petenis peringkat empat dunia Zverev, yang April lalu mengaku belum divaksinasi mengatakan, tidak ingin terjebak di tengah perdebatan.
"Saya sepenuhnya menghormati keputusan pemain yang tidak divaksinasi. Saya juga menghormati keputusan yang diberikan pemerintah Australia,” ujar Zverev.
“Saya tidak ingin berada di tengah-tengah sesuatu yang saya tidak terlibat karena saya tidak memiliki masalah keduanya, karantina dua minggu, semua itu. Saya tidak ingin melawan siapa pun di sini."
Baca juga: Barty merasa lebih nyaman setelah mendapat vaksin COVID-19
Pewarta: Gheovano Alfiqi/Fitri Supratiwi
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2021
Tags: