Bandung (ANTARA News) - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akan mendatangi sejumlah klub sepak bola profesional yang berkompetisi di Liga Super Indonesia (LSI) untuk memastikan tidak adanya penggunaan APBD dalam pembiayaan klub itu.

"Kami akan mendatangi klub sepak bola, mungkin secara random berdasarkan informasi dari lapangan, tujuannya untuk memastikan mereka tidak menggunakan dana hibah APBD," kata Dian Patria, dari Bidang Pencegahan KPK, di Bandung, Jumat, saat tim KPK mendatangi klub Persib.

Persib merupakan klub pertama yang didatangi oleh tim pencegahan KPK yang terdiri atas Dian Ptria, Erik J Rahman, Wahyu D Susilo dan Bariroh.

Tim KPK tersebut diterima oleh anggota Konsorsium PT Persib Bandung Bermartabat (PBB) Farhan, Wakil Dirut PT PBB serta sejumlah staf di sekretariat Persib Bandung Bermartabat di Jalan Sulanjana Kota Bandung.

Dalam pertemuan yang berlangsung selama satu jam lebih itu, tim pencegahan KPK tersebut menggali informasi seputar pembiayaan klub itu dalam beberapa musim kompetisi.

Persib merupakan salah satu tim profesional yang berlaga di Liga Super Indonesia (LSI) yang tidak lagi mendapat suntikan dana APBD baik dari Pemkot Bandung maupun Pemprov Jabar.

"Persib menjadi tim pertama yang kami datangi, selain terdekat juga dapat informasi Persib bisa mendanai sendiri tim tanpa APBD. Bila Persib bisa kenapa yang lain tidak bisa, khususnya yang masih mendapat anggaran APBD itu," kata Dian.

Secara khusus, tim KPK tersebut berada selama dua hari di Kota Bandung khusus untuk mendapatkan informasi terkait kemandirian Persib dari sisi finansial. Termasuk kiat-kiatnya saat memasuki saat transisi.

Sebelumnya Persib bergantung pada APBD Kota Bandung, namun setelah diambil alih oleh PT Persib Bandung Bermartabat seluruh pembiayaan ditanggung dari penghimpunan dana lewat sponsorship.

"Sudah ada beberapa laporan yang masuk ke KPK terkait adanya klub yang masih tergantung pada dana hibah dari APBD. Itu kami telusuri. Banyak klub sepak bola dapat anggaran dana hibah yang pertanggungjawabannya agak longgar. Ke depan klub profesional tidak boleh terima dana hibah dari pemerintah," kata Dian.

Sementara itu Anggoa Konsorsium PT PBB Farhan menyebutkan selama 1,5 tahun Persib tidak lagi bergantung pada dana APBD. Pada tahun pertamanya lepas dari APBD, Persib bisa eksis.

"Tahun pertama kami langsung bisa menghimpun dana senilai Rp29 miliar dari sponsorship dan lainnya. Saat ini Persib lepas dari APBD," kata Farhan.

Ia menyebutkan, tidak ada pikiran sedikitpun Persib untuk kembali mendapatkan anggaran dari APBD karena akan menjadi masalah di kemudian hari.

"Bila ada yang mau dibantu APBD silakan, saya akan mundur. Saya nggak mau melanggar aturan main yang ada. Persib butuh dana besar namun sejauh ini kami memenuhinya secara mandiri," kata Farhan.
(S033)