Hampir 300 Tewas Akibat Kekerasan Pasca-pilpres Pantai Gading
11 Februari 2011 07:43 WIB
Anggota gerakan Patriot Muda dan pendukung inkumben pemimpin Pantai Gading Laurent Gbagbo menari pada sebuah pertemuan di stadion Champroux di Abidjan, Minggu (23/1). (FOTO ANTARA/REUTERS/Thierry Gouegnon/)
Abidjan (ANTARA News) - Sedikit-dikitnya 296 orang tewas akibat kekerasan pasca-pemilihan di Pantai Gading sejak pertengahan Desember, kata misi PBB, Kamis seperti dikutip Reuters.
Laurent Gbagbo dan penantangnya, Alassane Ouattara, 28 November lalu tahun lalu. Hasil komisi pemilihan yang disahkan oleh PBB menunjukkan Ouattara memperoleh kemenangan dalam pemilihan itu dengan margin delapan poin. Ia telah mendapat pengakuan luas internasional, tapi Gbagbo menolak untuk mundur dan tetap mempertahankan kendali atas militernya.
Sejumlah orang tewas dalam bentrokan antara para pendukung Ouattara dan pasukan keamanan, sebagian besar dalam serangan oleh tentara pro-Gbagbo dan milisi-milisi sekutunya terhadap daerah-daerah permukiman pro-Ouattara. Banyak orang juga telah diculik dalam serangan-serangan itu, kata misi PBB.
PBB menyebutkan 22 orang telah tewas di Abidjan dalam sepekan terakhir. Kematian 22 orang itu membuat jumlah seluruh orang yang tewas menjadi lebih dari 296 orang sejak pertengahan Desember, kata jurubicara PBB Hamadoun Toure, yang menambahkan bahwa sejumlah orang juga diculik atau diperkosa.
Pasukan paramiliter yang setia pada Laurent Gbagbo telah membunuh sedikit-dikitnya enam warga sipil di daerah pro-Ouattara, Senin, kata beberapa saksi.
Pasukan Gbagbo jarang mengomentari mengenai jumlah korban dan sering menutup tempat kekerasan, malarang akses ke wartawan atau masyarakat ketika mayat-mayat dibersihkan.
Upaya-upaya oleh kelompok Masyarakat Ekonomi Negara Afrika Barat (ECOWAS) sejauh ini gagal untuk membujuk Gbagbo agar mundur. Kelompok itu terakhir membentuk panel sejumlah kepala negara untuk menyelesaikan krisis tersebut.
(S008/S004)
Laurent Gbagbo dan penantangnya, Alassane Ouattara, 28 November lalu tahun lalu. Hasil komisi pemilihan yang disahkan oleh PBB menunjukkan Ouattara memperoleh kemenangan dalam pemilihan itu dengan margin delapan poin. Ia telah mendapat pengakuan luas internasional, tapi Gbagbo menolak untuk mundur dan tetap mempertahankan kendali atas militernya.
Sejumlah orang tewas dalam bentrokan antara para pendukung Ouattara dan pasukan keamanan, sebagian besar dalam serangan oleh tentara pro-Gbagbo dan milisi-milisi sekutunya terhadap daerah-daerah permukiman pro-Ouattara. Banyak orang juga telah diculik dalam serangan-serangan itu, kata misi PBB.
PBB menyebutkan 22 orang telah tewas di Abidjan dalam sepekan terakhir. Kematian 22 orang itu membuat jumlah seluruh orang yang tewas menjadi lebih dari 296 orang sejak pertengahan Desember, kata jurubicara PBB Hamadoun Toure, yang menambahkan bahwa sejumlah orang juga diculik atau diperkosa.
Pasukan paramiliter yang setia pada Laurent Gbagbo telah membunuh sedikit-dikitnya enam warga sipil di daerah pro-Ouattara, Senin, kata beberapa saksi.
Pasukan Gbagbo jarang mengomentari mengenai jumlah korban dan sering menutup tempat kekerasan, malarang akses ke wartawan atau masyarakat ketika mayat-mayat dibersihkan.
Upaya-upaya oleh kelompok Masyarakat Ekonomi Negara Afrika Barat (ECOWAS) sejauh ini gagal untuk membujuk Gbagbo agar mundur. Kelompok itu terakhir membentuk panel sejumlah kepala negara untuk menyelesaikan krisis tersebut.
(S008/S004)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011
Tags: