Menkominfo harap Indonesia tambah satu "startup" decacorn
13 Oktober 2021 13:05 WIB
Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate saat Rapat Koordinasi Percepatan Pembangunan Akses Telekomunikasi dan Peresmian BTS 4G di Provinsi Papua Barat, di Manokwari, Papua Barat, Rabu (6/10/2021). ANTARA/HO-kominfo.go.id/pri.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate mengharapkan Indonesia akan segera memiliki tambahan decacorn, perusahaan rintisan (startup) yang memiliki valuasi di atas 10 miliar dolar AS.
"Resiliensi (ekonomi digital) tercermin dari peningkatan pendanaan sejumlah startup di Indonesia, di mana hingga kini Indonesia telah memiliki satu decacorn yakni Gojek. Dan mudah-mudahan segera dua," kata Menkominfo dalam keterangan pers, Rabu.
Menurut Menteri Johnny, saat ini, selain satu decacorn, Indonesia telah memiliki tujuh unicorn yaitu Tokopedia, Traveloka, OVO, Bukalapak, J&T Express, OnlinePajak, Xendit, dan Ajaib.
Mengutip data yang dirilis Google, Temasek, dan Bain tahun 2020, pertumbuhan startup digital meningkat di masa pandemi akibat peningkatan pengguna layanan digital.
"Jumlah pengguna internet yang mencapai 202,6 juta orang per Januari 2021. Di samping itu, pengguna layanan digital di Indonesia juga mengalami pertumbuhan sebesar 37 persen selama pandemi COVID-19," jelasnya.
Dalam skala global maupun nasional, inovasi dan utilisasi teknologi digital lebih terakselerasi akibat pandemi.
Mengutip data United Nations Conference on Trade and Development tahun 2021, Menteri Johnny menunjukkan peningkatan bandwidth internet secara global pada tahun 2020 mencapai 35 persen, peningkatan tersebut menjadi yang terbesar sejak 2013.
"Dengan lalu lintas data bulanan yang secara global diprediksi akan terus meningkat hingga 780 exabytes di tahun 2026. Sehingga, adopsi teknologi digital telah menjadi katalisator bagi kemajuan di berbagai kehidupan dan aktifitas masyarakat, termasuk perkembangan ekonomi digital di Indonesia," paparnya.
Menkominfo menyatakan kolaborasi antar-startup Indonesia juga semakin terlihat dari bergabungnya Gojek dan Tokopedia dalam konsolidasi platform e-commerce. Hal itu diharapkan mampu memperkuat ekosistem ekonomi digital nasional melalui upaya kolaboratif.
"Dengan geliat potensi dan resiliensi tersebut, maka diperkirakan valuasi ekonomi digital Indonesia ke depan akan terus meningkat, yakni mencapai sebesar 124 miliar dolar AS pada tahun 2025, dan sebesar 315,5 miliar dolar AS pada tahun 2030," kata dia.
Menteri Johnny menyatakan kehadiran sektor jasa keuangan digital (fintech) memiliki peran penting bagi masyarakat.
Guna menunjang pertumbuhan sektor keuangan digital, Kementerian Kominfo menerapkan menghadirkan tiga kebijakan yang mencakup pemerataan pembangunan infrastruktur digital, tata kelola ekosistem digital, serta penyiapan talenta digital.
"Kebijakan ekosistem digital dari hulu ke hilir tersebut dilaksanakan agar masyarakat Indonesia dapat bersama-sama menumbuhkembangkan ekosistem digital secara inklusif, bermanfaat, aman, merata dan diharapkan no one left behind," ujarnya.
Baca juga: Kominfo putus akses 4.873 konten fintech ilegal sejak 2018
Baca juga: Pemerintah tetap perkuat pengendalian meski kasus COVID-19 turun
Baca juga: Presidensi G20 Indonesia fokus pada pemulihan ekonomi
"Resiliensi (ekonomi digital) tercermin dari peningkatan pendanaan sejumlah startup di Indonesia, di mana hingga kini Indonesia telah memiliki satu decacorn yakni Gojek. Dan mudah-mudahan segera dua," kata Menkominfo dalam keterangan pers, Rabu.
Menurut Menteri Johnny, saat ini, selain satu decacorn, Indonesia telah memiliki tujuh unicorn yaitu Tokopedia, Traveloka, OVO, Bukalapak, J&T Express, OnlinePajak, Xendit, dan Ajaib.
Mengutip data yang dirilis Google, Temasek, dan Bain tahun 2020, pertumbuhan startup digital meningkat di masa pandemi akibat peningkatan pengguna layanan digital.
"Jumlah pengguna internet yang mencapai 202,6 juta orang per Januari 2021. Di samping itu, pengguna layanan digital di Indonesia juga mengalami pertumbuhan sebesar 37 persen selama pandemi COVID-19," jelasnya.
Dalam skala global maupun nasional, inovasi dan utilisasi teknologi digital lebih terakselerasi akibat pandemi.
Mengutip data United Nations Conference on Trade and Development tahun 2021, Menteri Johnny menunjukkan peningkatan bandwidth internet secara global pada tahun 2020 mencapai 35 persen, peningkatan tersebut menjadi yang terbesar sejak 2013.
"Dengan lalu lintas data bulanan yang secara global diprediksi akan terus meningkat hingga 780 exabytes di tahun 2026. Sehingga, adopsi teknologi digital telah menjadi katalisator bagi kemajuan di berbagai kehidupan dan aktifitas masyarakat, termasuk perkembangan ekonomi digital di Indonesia," paparnya.
Menkominfo menyatakan kolaborasi antar-startup Indonesia juga semakin terlihat dari bergabungnya Gojek dan Tokopedia dalam konsolidasi platform e-commerce. Hal itu diharapkan mampu memperkuat ekosistem ekonomi digital nasional melalui upaya kolaboratif.
"Dengan geliat potensi dan resiliensi tersebut, maka diperkirakan valuasi ekonomi digital Indonesia ke depan akan terus meningkat, yakni mencapai sebesar 124 miliar dolar AS pada tahun 2025, dan sebesar 315,5 miliar dolar AS pada tahun 2030," kata dia.
Menteri Johnny menyatakan kehadiran sektor jasa keuangan digital (fintech) memiliki peran penting bagi masyarakat.
Guna menunjang pertumbuhan sektor keuangan digital, Kementerian Kominfo menerapkan menghadirkan tiga kebijakan yang mencakup pemerataan pembangunan infrastruktur digital, tata kelola ekosistem digital, serta penyiapan talenta digital.
"Kebijakan ekosistem digital dari hulu ke hilir tersebut dilaksanakan agar masyarakat Indonesia dapat bersama-sama menumbuhkembangkan ekosistem digital secara inklusif, bermanfaat, aman, merata dan diharapkan no one left behind," ujarnya.
Baca juga: Kominfo putus akses 4.873 konten fintech ilegal sejak 2018
Baca juga: Pemerintah tetap perkuat pengendalian meski kasus COVID-19 turun
Baca juga: Presidensi G20 Indonesia fokus pada pemulihan ekonomi
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021
Tags: