PON Papua
Dominasi bulu tangkis DKI Jakarta di PON runtuh di Papua
12 Oktober 2021 21:58 WIB
Pebulu tangkis putri DKI Jakarta Ruseli Hartawan berusaha mengembalikan kok saat melawan pebulu tangkis putri Jawa Timur Sri Fatmawati pada pertandingan final beregu putri PON Papua di GOR Waringin, Kota Jayapura, Papua, Sabtu (9/10/2021). (PB PON PAPUA/Dhoni Setiawan)
Jayapura (ANTARA) - Dominasi DKI Jakarta pada cabang bulu tangkis ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) runtuh di Papua menyusul kegagalan wakil-wakilnya melaju ke final multicabang empat tahunan tersebut.
Setelah raihan emas di nomor beregu putra, DKI kini hanya meloloskan satu wakil ke final PON Papua melalui ganda campuran Adnan Maulana/Ghifari Ananda.
Jumlah tersebut jauh dari dugaan awal karena apabila melihat rekam jejaknya, tim ibu kota itu kerap mengirimkan para pemainnya hingga partai final, bahkan langganan membawa pulang medali emas setidaknya dalam empat edisi terakhir PON.
DKI merebut tahta tertinggi bulu tangkis PON dengan menjadi juara umum PON 2004 (5 emas), 2008 (3 emas), dan 2016 (4 emas).
Baca juga: Jabar loloskan atlet terbanyak ke final bulu tangkis
DKI Jakarta harus merelakan tahtanya kepada Jawa Tengah pada PON 2012 Riau dan hanya finis urutan ketiga setelah menghasilkan dua emas, satu perak, dan empat perunggu.
PON Papua 2021 pun seakan mencoreng catatan mentereng DKI Jakarta pada cabang olahrga bulu tangkis pada pesta olahraga nasional terbesar itu.
Padahal DKI datang ke Papua dengan kekuatan penuh yang didukung para pemain pelatnas Cipayung. Namun mereka kandas lebih dini.
Unggulan teratas Ruseli Hartawan bertekuk lutut kepada wakil tuan rumah Gabriela Meilani Moningka pada babak perempat final. Nasib serupa dialami Aurum Oktavia Winata yang dikalahkan pemain Bali Komang Ayu Cahya Dewi.
Pelatih tim bulu tangkis DKI Jakarta Thomas Indratjaja mengakui bahwa pencapaian timnya dalam PON Papua meleset dari target.
Baca juga: Dua wakilnya ke final, Jabar pastikan emas bulu tangkis tunggal putra
“Iya nih meleset dari target. Tadi mereka bermainnya tidak keluar, tidak lepas. Kami awalnya memang menargetkan dapat meraih medali dari nomor tunggal putri, putra, dan ganda putra. Tapi kondisinya memang begini. Mereka (lawan) performa lagi bagus dan lebih pede,” kata Thomas.
Pada nomor tunggal putra, Christian Hadinata, Yonathan Ramlie, dan Karono juga tersingkir pada perempat final.
Ganda putra andalan DKI Amri Syahnawi/Yeremia Erich Yoche juga dipaksa menyerah kepada unggulan kedua Jawa Barat Pramudia Kusumawardana/Muhammad Shohibul Fikri dalam semifinal.
Unggulan teratas Adnan/Ghifari pun bakal menjadi satu-satunya tumpuan DKI untuk menyelamatkan muka tim ibu kota dalam PON ini. Adnan/Ghifari akan meladeni Pramudia/Fikri dalam final besok mulai pukul 10.00 WIT.
Baca juga: Meski cedera, Panji atasi Ikhsan untuk lolos ke final bulu tangkis PON
Setelah raihan emas di nomor beregu putra, DKI kini hanya meloloskan satu wakil ke final PON Papua melalui ganda campuran Adnan Maulana/Ghifari Ananda.
Jumlah tersebut jauh dari dugaan awal karena apabila melihat rekam jejaknya, tim ibu kota itu kerap mengirimkan para pemainnya hingga partai final, bahkan langganan membawa pulang medali emas setidaknya dalam empat edisi terakhir PON.
DKI merebut tahta tertinggi bulu tangkis PON dengan menjadi juara umum PON 2004 (5 emas), 2008 (3 emas), dan 2016 (4 emas).
Baca juga: Jabar loloskan atlet terbanyak ke final bulu tangkis
DKI Jakarta harus merelakan tahtanya kepada Jawa Tengah pada PON 2012 Riau dan hanya finis urutan ketiga setelah menghasilkan dua emas, satu perak, dan empat perunggu.
PON Papua 2021 pun seakan mencoreng catatan mentereng DKI Jakarta pada cabang olahrga bulu tangkis pada pesta olahraga nasional terbesar itu.
Padahal DKI datang ke Papua dengan kekuatan penuh yang didukung para pemain pelatnas Cipayung. Namun mereka kandas lebih dini.
Unggulan teratas Ruseli Hartawan bertekuk lutut kepada wakil tuan rumah Gabriela Meilani Moningka pada babak perempat final. Nasib serupa dialami Aurum Oktavia Winata yang dikalahkan pemain Bali Komang Ayu Cahya Dewi.
Pelatih tim bulu tangkis DKI Jakarta Thomas Indratjaja mengakui bahwa pencapaian timnya dalam PON Papua meleset dari target.
Baca juga: Dua wakilnya ke final, Jabar pastikan emas bulu tangkis tunggal putra
“Iya nih meleset dari target. Tadi mereka bermainnya tidak keluar, tidak lepas. Kami awalnya memang menargetkan dapat meraih medali dari nomor tunggal putri, putra, dan ganda putra. Tapi kondisinya memang begini. Mereka (lawan) performa lagi bagus dan lebih pede,” kata Thomas.
Pada nomor tunggal putra, Christian Hadinata, Yonathan Ramlie, dan Karono juga tersingkir pada perempat final.
Ganda putra andalan DKI Amri Syahnawi/Yeremia Erich Yoche juga dipaksa menyerah kepada unggulan kedua Jawa Barat Pramudia Kusumawardana/Muhammad Shohibul Fikri dalam semifinal.
Unggulan teratas Adnan/Ghifari pun bakal menjadi satu-satunya tumpuan DKI untuk menyelamatkan muka tim ibu kota dalam PON ini. Adnan/Ghifari akan meladeni Pramudia/Fikri dalam final besok mulai pukul 10.00 WIT.
Baca juga: Meski cedera, Panji atasi Ikhsan untuk lolos ke final bulu tangkis PON
Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2021
Tags: