Wagub Bali ajak BPPD Buleleng gencar promosikan kesiapan prokes
12 Oktober 2021 21:51 WIB
Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati dan Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana di sela-sela pelantikan pengurus BPPD Buleleng di Singaraja (12/10/2021). ANTARA/HO-Pemprov Bali
Singaraja (ANTARA) - Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati mengajak jajaran Badan Promosi Pariwisata Daerah Kabupaten Buleleng agar gencar mempromosikan kesiapan protokol kesehatan, menjelang dibukanya penerbangan internasional ke Pulau Dewata.
"Sebagai salah satu pemangku kepentingan yang berfungsi untuk meningkatkan citra kepariwisataan Bali, BPPD juga berperan untuk meningkatkan promosi kunjungan wisatawan mancanegara," kata Wagub Bali dalam pelantikan pengurus BPPD Buleleng di Singaraja, Selasa.
Kemudian, kata dia, BPPD berperan dalam meningkatkan kunjungan wisatawan Nusantara dan pembelanjaan, menggalang pendanaan dari sumber selain APBN dan APBD serta melakukan riset dalam pengembangan usaha dan bisnis pariwisata di Bali.
Setelah dua tahun terpuruk akibat pandemi COVID-19, diharapkan pihak-pihak terkait memiliki kesiapan yang maksimal dalam penerapan protokol kesehatan terutama di pintu masuk Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai dan sejumlah tempat wisata lainnya.
"Mereka yang datang ke Bali akan menjalani karantina selama lima hari di hotel yang sudah ditunjuk oleh pemerintah," ujar pria yang juga Ketua PHRI Bali itu.
Hotel tempat karantina tersebut juga sudah memiliki sertifikat Cleanliness (Kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (Keamanan), dan Environment (Ramah lingkungan) serta bekerjasama dengan rumah sakit terdekat yang juga ditunjuk melayani penanganan COVID-19.
Menurut dia, aturan karantina masih bersifat dinamis, namun hingga saat ini masih diberlakukan lima hari bagi wisatawan.
"Kita tetap mengikuti arahan dan saran dari para ahli, karena penyebaran virus COVID-19 varian baru (Mu) belum kita ketahui secara pasti jangka waktu berkembang dari saat pertama terinfeksi," kata pria yang biasa disapa Cok Ace itu.
Meskipun Bali akan dibuka pada 14 Oktober ini, namun dipastikan wisatawan tidak langsung datang beramai-ramai ke Bali, perlu waktu satu bulan untuk memastikan kedatangan wisatawan. "Setidaknya diawal November, kecuali ada pesawat carter," ucapnya.
Dia menambahkan, jika dilihat dari tingkat vaksinasi Bali sudah sangat tinggi, dan terlihat dari beberapa minggu terakhir bahwa penyebaran kasus COVID-19 sudah mulai menurun.
"Sehingga tidak ada tiga zona hijau, namun rata-rata di Bali sudah menjadi zona hijau dan kuning," kata Cok Ace.
CHSE, lanjut dia, dibuat berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan tentang protokol kesehatan di tempat dan fasilitas umum untuk pencegahan dan pengendalian COVID-19.
Di sisi lain, dengan dilantiknya pengurus Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Kabupaten Buleleng diharapkan mampu meningkatkan koordinasi untuk promosi pariwisata yang dilakukan oleh masing-masing dunia usaha di daerah.
Selain itu, diharapkan mampu menjadi mitra kerja pemerintah daerah yang solid dalam membangun, mengembangkan dan meningkatkan perekonomian.
Sementara itu, Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana mengatakan perlu dilakukan upaya-upaya baru atau peremajaan terhadap layanan bagi wisatawan yang datang ke Bali, sehingga tumbuh kesan dan keinginan mereka untuk kembali datang.
"Bali sebagai barometer dari pariwisata nasional harus dijaga, karena seperti yang diketahui bersama bahwa pariwisata memberikan multiplier effect, tapi satu sisi sangat rentan terhadap isu baik keamanan, kesehatan, politik termasuk juga isu yang saat ini berkembang," ujarnya.
"Sebagai salah satu pemangku kepentingan yang berfungsi untuk meningkatkan citra kepariwisataan Bali, BPPD juga berperan untuk meningkatkan promosi kunjungan wisatawan mancanegara," kata Wagub Bali dalam pelantikan pengurus BPPD Buleleng di Singaraja, Selasa.
Kemudian, kata dia, BPPD berperan dalam meningkatkan kunjungan wisatawan Nusantara dan pembelanjaan, menggalang pendanaan dari sumber selain APBN dan APBD serta melakukan riset dalam pengembangan usaha dan bisnis pariwisata di Bali.
Setelah dua tahun terpuruk akibat pandemi COVID-19, diharapkan pihak-pihak terkait memiliki kesiapan yang maksimal dalam penerapan protokol kesehatan terutama di pintu masuk Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai dan sejumlah tempat wisata lainnya.
"Mereka yang datang ke Bali akan menjalani karantina selama lima hari di hotel yang sudah ditunjuk oleh pemerintah," ujar pria yang juga Ketua PHRI Bali itu.
Hotel tempat karantina tersebut juga sudah memiliki sertifikat Cleanliness (Kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (Keamanan), dan Environment (Ramah lingkungan) serta bekerjasama dengan rumah sakit terdekat yang juga ditunjuk melayani penanganan COVID-19.
Menurut dia, aturan karantina masih bersifat dinamis, namun hingga saat ini masih diberlakukan lima hari bagi wisatawan.
"Kita tetap mengikuti arahan dan saran dari para ahli, karena penyebaran virus COVID-19 varian baru (Mu) belum kita ketahui secara pasti jangka waktu berkembang dari saat pertama terinfeksi," kata pria yang biasa disapa Cok Ace itu.
Meskipun Bali akan dibuka pada 14 Oktober ini, namun dipastikan wisatawan tidak langsung datang beramai-ramai ke Bali, perlu waktu satu bulan untuk memastikan kedatangan wisatawan. "Setidaknya diawal November, kecuali ada pesawat carter," ucapnya.
Dia menambahkan, jika dilihat dari tingkat vaksinasi Bali sudah sangat tinggi, dan terlihat dari beberapa minggu terakhir bahwa penyebaran kasus COVID-19 sudah mulai menurun.
"Sehingga tidak ada tiga zona hijau, namun rata-rata di Bali sudah menjadi zona hijau dan kuning," kata Cok Ace.
CHSE, lanjut dia, dibuat berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan tentang protokol kesehatan di tempat dan fasilitas umum untuk pencegahan dan pengendalian COVID-19.
Di sisi lain, dengan dilantiknya pengurus Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Kabupaten Buleleng diharapkan mampu meningkatkan koordinasi untuk promosi pariwisata yang dilakukan oleh masing-masing dunia usaha di daerah.
Selain itu, diharapkan mampu menjadi mitra kerja pemerintah daerah yang solid dalam membangun, mengembangkan dan meningkatkan perekonomian.
Sementara itu, Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana mengatakan perlu dilakukan upaya-upaya baru atau peremajaan terhadap layanan bagi wisatawan yang datang ke Bali, sehingga tumbuh kesan dan keinginan mereka untuk kembali datang.
"Bali sebagai barometer dari pariwisata nasional harus dijaga, karena seperti yang diketahui bersama bahwa pariwisata memberikan multiplier effect, tapi satu sisi sangat rentan terhadap isu baik keamanan, kesehatan, politik termasuk juga isu yang saat ini berkembang," ujarnya.
Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2021
Tags: