Digitalisasi museum permudah masyarakat untuk berkunjung secara daring
12 Oktober 2021 14:55 WIB
Petugas melakukan digitalisasi koleksi kain batik di Museum Batik Pekalongan, Jawa Tengah, Kamis (18/6/2020). Digitalisasi koleksi kain batik sebanyak 500 lembar kain dari 1.200 koleksi kain batik sejak sekitar awal tahun 1900 tersebut dilakukan untuk menyimpan dokumen koleksi secara digital kain batik dan menjaga kelestarian batik agar tetap ada baik secara fisik maupun digital. ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra/hp.
Jakarta (ANTARA) - Edukator Museum Sumpah Pemuda Dwi Nurdadi mengungkapkan bahwa digitalisasi museum bisa memudahkan masyarakat untuk berkunjung ke museum sehingga meluaskan jangkauan museum kepada masyarakat.
"Kalau plus-nya dari digitalisasi museum karena bisa menjangkau luas gitu. Museum Sumpah Pemuda kan buat juga kunjungan virtual, pameran virtual juga, sehingga jangkauannya itu luas dan mempermudah orang untuk berkunjung," kata Dwi kepada ANTARA, Selasa.
Baca juga: Stafsus Presiden: Pandemi momentum maksimalkan digitalisasi museum
Dwi menjelaskan bahwa saat ini kunjungan virtual di Museum Sumpah Pemuda sudah mencapai hampir 12 ribu pengunjung. Sementara untuk pameran virtual yang diadakan oleh Museum Sumpah Pemuda sudah dikunjungi oleh 4000 kunjungan.
"Kalau kunjungan virtual saja kita sudah hampir 12.000 yang berkunjung. Kalau pameran virtual itu sudah mengadakan dua kali. Yang pertama itu sekitar 4.000 pengunjung, yang kedua hampir 10.000 pengunjung karena kita bekerja sama dengan musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) sehingga teman-teman MGMP itu bisa mengarahkan siswanya untuk mengikuti kunjungan virtual ke pameran," ungkapnya.
Meskipun demikian, Dwi mengatakan bahwa digitalisasi museum juga memiliki kekurangan. Menurutnya, mengunjungi museum secara virtual tentu tidak dapat menggantikan pengalaman yang didapat jika mengunjungi museum secara langsung.
"Kalau kekurangannya itu ya sangat bergantung sama sinyal ya. Kemudian paket kuota juga pastinya itu berat untuk siswa-siswa di daerah gitu. Dan tentunya kunjungan digital juga belum bisa menggantikan kunjungan luring (langsung) ya secara pengalaman," ujar Dwi.
Namun, Dwi menjelaskan bahwa hingga saat ini Museum Sumpah Pemuda belum dapat dikunjungi secara langsung. Meskipun demikian, dia mengatakan bahwa rencananya Museum Sumpah Pemuda akan dibuka terbatas.
"Rencananya akan dibuka terbatas itu sampai tanggal 27 Oktober. Jadi kalau pengunjung mau berkunjung itu bisa bersurat ke Museum sampai tanggal 27 Oktober. Dan kemungkinan kita akan tutup lagi sampai akhir tahun karena ada revitalisasi nanti," jelasnya.
Baca juga: UI kembangkan digitalisasi Museum Puro Mangkunegaran Surakarta
Baca juga: Perpustakaan Nasional sudah digitalkan 8000-an naskah kuno
"Kalau plus-nya dari digitalisasi museum karena bisa menjangkau luas gitu. Museum Sumpah Pemuda kan buat juga kunjungan virtual, pameran virtual juga, sehingga jangkauannya itu luas dan mempermudah orang untuk berkunjung," kata Dwi kepada ANTARA, Selasa.
Baca juga: Stafsus Presiden: Pandemi momentum maksimalkan digitalisasi museum
Dwi menjelaskan bahwa saat ini kunjungan virtual di Museum Sumpah Pemuda sudah mencapai hampir 12 ribu pengunjung. Sementara untuk pameran virtual yang diadakan oleh Museum Sumpah Pemuda sudah dikunjungi oleh 4000 kunjungan.
"Kalau kunjungan virtual saja kita sudah hampir 12.000 yang berkunjung. Kalau pameran virtual itu sudah mengadakan dua kali. Yang pertama itu sekitar 4.000 pengunjung, yang kedua hampir 10.000 pengunjung karena kita bekerja sama dengan musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) sehingga teman-teman MGMP itu bisa mengarahkan siswanya untuk mengikuti kunjungan virtual ke pameran," ungkapnya.
Meskipun demikian, Dwi mengatakan bahwa digitalisasi museum juga memiliki kekurangan. Menurutnya, mengunjungi museum secara virtual tentu tidak dapat menggantikan pengalaman yang didapat jika mengunjungi museum secara langsung.
"Kalau kekurangannya itu ya sangat bergantung sama sinyal ya. Kemudian paket kuota juga pastinya itu berat untuk siswa-siswa di daerah gitu. Dan tentunya kunjungan digital juga belum bisa menggantikan kunjungan luring (langsung) ya secara pengalaman," ujar Dwi.
Namun, Dwi menjelaskan bahwa hingga saat ini Museum Sumpah Pemuda belum dapat dikunjungi secara langsung. Meskipun demikian, dia mengatakan bahwa rencananya Museum Sumpah Pemuda akan dibuka terbatas.
"Rencananya akan dibuka terbatas itu sampai tanggal 27 Oktober. Jadi kalau pengunjung mau berkunjung itu bisa bersurat ke Museum sampai tanggal 27 Oktober. Dan kemungkinan kita akan tutup lagi sampai akhir tahun karena ada revitalisasi nanti," jelasnya.
Baca juga: UI kembangkan digitalisasi Museum Puro Mangkunegaran Surakarta
Baca juga: Perpustakaan Nasional sudah digitalkan 8000-an naskah kuno
Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021
Tags: