Jakarta (ANTARA News) - Rektor Universitas Paramadina Anies Baswedan, Ph.D, di Jakarta, Selasa, mengatakan pemerintah tidak seharusnya mentolerir kekerasan yang terjadi di Indonesia baru-baru ini, sehingga dampaknya tidak menular.
Dalam pernyataan tertulisnya kepada ANTARA, Anies menuntut pemerintah agar tidak hanya menonton kekerasan yang menjamur belakangan ini, menyusul kerusuhan yang terjadi dalam persidangan kasus penistaan agama di Pengadilan Negeri Temanggung, Selasa.
"Negara pegang hak tunggal, negara punya monopoli atas kekerasan. Kita tuntut negara agar pakai monopoli itu untuk menegakkan hukum, bukan untuk menonton kekerasan menjamur," katanya.
Anies mengatakan bahwa negara harus menumpas tuntas segala tunas kekerasan di Indonesia, tanpa kompromi dan tanpa memandanga agama, ras, ataupun partai politiknya.
"Kita berada di ambang ketidakpastian karena negara beberapa kali mendiamkan kekerasan, kita marah dan kecewa," katanya.
Menurutnya, situasi ini terjadi karena penegak hukum tidak berdiri tegak melawan kekerasan, harus ada perintah tegas untuk "berantas tanpa syarat" semua kekerasan yang terjadi di negara ini.
"Saya khawatir dengan pembiaran dan penularan yang sedang terjadi di republik ini," demikian Anies.(*)
(ANT/T.KR-PPT)
Anies Baswedan : Pemerintah Tidak Seharusnya Tolerir Kekerasan
8 Februari 2011 18:42 WIB
Rektor Universitas Paramadina, Anies Baswedan (ANTARA/Yudhi Mahatma)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011
Tags: