Korban Warga Ahmadiyah Banten Dimakamkan di Cirebon
8 Februari 2011 12:24 WIB
Anggota Jaringan Aktivis Perempuan dan Aktivis HAM untuk Keadilan berunjuk rasa mengutuk kekerasan terhadap warga Ahmadiyah di depan Istana Merdeka, Jakarta, Senin (7/2). Mereka mendesak pengusutan terhadap kasus tersebut dan menuntut Presiden untuk memperhatikan perlindungan dan jaminan keamanan atas warga negara Indonesia tanpa terkecuali. (ANTARA/Fanny Octavianus)
Cirebon (ANTARA News) - Seorang anggota jemaah Ahmadiyah yang menjadi korban penganiayaan di Desa Umbulan, Kecamatan Cikeusik, Kabupaten Pandeglang, Banten, dimakamkan di desa kelahirannya yakni di Desa Dukuh, Kapetakan, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Selasa.
Jenazah korban bernama Warsono (35) tiba di desa tersebut sekitar pukul 08.00 WIB dan dimakamkan sekitar pukul 10.00 WIB.
Warsono adalah putra kedua dari Kustalib (76) dan Darmina (50), kata adik kandung Warsono, Sumiati (24).
Ratusan pelayat tampak hadir di pemakaman. Hadir pula Kapolres Kabupaten Cirebon AKBP Edi Mardianto dan sejumlah aparat kepolisian.
Menurut Sumiati, Warsono meninggalkan seorang isteri dan lima orang anak. Meninggalnya Warsono diketahui keluarga sekitar pukul 15.00 WIB, Senin.
Warsono merantau ke Muara Baru Jakarta sekitar 20 tahun lalu dan sekitar lima tahun lalu ditugaskan menjaga Masjid Ahmadiyah di Cikeusik, katanya.
Sekitar seribuan warga menyerang sekitar 15 jamaah Ahmadiyah yang bertahan di rumah Suparman, pemimpin Ahmadiyah setempat di Desa Umbulan, Cikeusik, Minggu (6/2) sekitar pukul 10.30 WIB.
Sekitar 20 petugas dari Polsek Cikeusik dan Polres Pandeglang sudah melakukan pengamanan di lokasi agar situasi tidak anarkis. Aparat juga sudah meminta jamaah Ahmadiyah agar dievakuasi karena sudah terkepung, namun permintaan itu ditolak.
Polisi tidak mampu menahan kemarahan warga karena kalah jumlah sehingga sebagian Jamaah Ahmadiyah menjadi bulan-bulanan warga.
(Y003)
Jenazah korban bernama Warsono (35) tiba di desa tersebut sekitar pukul 08.00 WIB dan dimakamkan sekitar pukul 10.00 WIB.
Warsono adalah putra kedua dari Kustalib (76) dan Darmina (50), kata adik kandung Warsono, Sumiati (24).
Ratusan pelayat tampak hadir di pemakaman. Hadir pula Kapolres Kabupaten Cirebon AKBP Edi Mardianto dan sejumlah aparat kepolisian.
Menurut Sumiati, Warsono meninggalkan seorang isteri dan lima orang anak. Meninggalnya Warsono diketahui keluarga sekitar pukul 15.00 WIB, Senin.
Warsono merantau ke Muara Baru Jakarta sekitar 20 tahun lalu dan sekitar lima tahun lalu ditugaskan menjaga Masjid Ahmadiyah di Cikeusik, katanya.
Sekitar seribuan warga menyerang sekitar 15 jamaah Ahmadiyah yang bertahan di rumah Suparman, pemimpin Ahmadiyah setempat di Desa Umbulan, Cikeusik, Minggu (6/2) sekitar pukul 10.30 WIB.
Sekitar 20 petugas dari Polsek Cikeusik dan Polres Pandeglang sudah melakukan pengamanan di lokasi agar situasi tidak anarkis. Aparat juga sudah meminta jamaah Ahmadiyah agar dievakuasi karena sudah terkepung, namun permintaan itu ditolak.
Polisi tidak mampu menahan kemarahan warga karena kalah jumlah sehingga sebagian Jamaah Ahmadiyah menjadi bulan-bulanan warga.
(Y003)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2011
Tags: