Washington (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton mengatakan kebijakannya mengenai Mesir terlihat "di balik cakrawala" melebihi kekacauan politik yang terjadi di negara itu saat ini demi masa depan demokrasinya, yaitu masa depan yang harus direncanakan dengan hati-hati.
Tetapi, pendekatan hati-hati AS terhadap kerusuhan yang mengguncang sekutu strategisnya di Timur Tengah ada risikonya, yakni membuat langkah pemerintahan Obama tidak sama dengan para demonstran yang mengatakan sekarang saatnya Presiden Hosni Mubarak mundur.
"Kami sudah sangat konsisten sejak awal situasi ini," kata Clinton kepada reporter dalam pesawat yang membawanya kembali dari konferensi keamanan di Munchen dan tampak berusaha emperlembut tekanan AS kepada Mubarak untuk mundur.
"Kami ingin melihat proses dimulai, yang akan mengantar ke peralihan tertib yang memiliki tonggak dan langkah konkret yang mengantar kita menuju pemilu yang bebas dan adil."
Para pejabat AS menyatakan posisi mereka didorong oleh kenyataan di lapangan di Mesir setelah sekitar dua minggu dilanda protes yang belum pernah terjadi sebelumnya dan mengancam kekuasaan Mubarak yang sudah berumur 30 tahun.
Sikap itu juga didorong salah satunya oleh hubungan AS dengan Israel, sekutu terpenting AS di wilayah itu yang dengan panik mengamati kerusuhan yang bergolak di negara Arab pertama yang menandatangani perjanjian damai dengan negara Yahudi tersebut.
Dengan janji pemerintah untuk reformasi, oposisi yang minim pengalaman politik, satu proses konstitusional yang meringankan dan bukan tergesa-gesa, dan dengan peran strategis yang penting, langkah selanjutnya dari Mesir harus dipertimbangkan dengan hati-hati, kata para pejabat AS.
"Adalah penting melihat keluar cakrawala," kata Clinton. "Anda tidak ingin sampai September dan lalu gagal menyelenggarakan pemilu, lalu nrakyat merasa'Apa yang telah kita lakukan, apa inti dari semua ini?"
Sejumlah pendukung demonstrasi Mesir mungkin sudah bertanya-tanya mengenai masalah yang sebenarnya setelah komentar AS menunjukkan pemerintahan Obama yakin sekarang saatnya untuk dialog politik, bukan melakukan revolusi.
Setelah sepekan AS menekan Mubarak dengan meminjam kata-kata Presiden Barack Obama "lakukan dengan benar," Clinton berkata kepada hadirin di Munchen kuncinya bahwa kunci saat ini adalah menyiapkan pemilihan baru. Ini adalah sikap yang memungkinkan presiden Mesir berusia 82 tahun tetap menjabat hingga September.
Frank Wisner, mantan diplomat yang dikirim Obama minggu lalu untuk menyampaikan pesan pribadi ke Mubarak, bahkan lebih terus terang dengan mengatakan Mubarak masih bisa memegang peran penting dalam minggu-minggu ke depan ketika Mesir membangun masa depan barunya.
Sikap yang tampaknya juga didukung Eropa itu bisa membangkitkan kemarahan rakyat Mesir yang menuntut pengusiran segera Mubarak yang adalah sekutu terpercaya AS yang dilihat sebagai pemain kunci dalam upaya perdamaian Timur Tengah dan penentang fundamentalisme Islam.
Orang tunjukan Mubarak di masa transisi, Wakil Presiden Omar Suleiman adalah mantan kepala intelijen yang dipandang skeptis oleh kebanyakan gerakan oposisi tetapi dikenal di Washington sebagai sekutu kuat kepentingan AS.
Langkah penting
Hari Minggu, Obama menekankan pandangannya bahwa tidak ada masa untuk berbalik dengan mengatakan dalam wawancara televisi bahwa Mesir "Tidak akan kembali ke keadaan sebelum krisis."
Clinton mengatakan perubahan itu sedang berjalan, dengan menekankan bahwa Mubarak yang sudah berjanji tak akan mencalonkan diri sebagai presiden Mesir dan mengeluarkan anaknya dari pencalonan serta melancarkan reformasi konstitusional, telah serius menanggai seruan AS untuk meluncurkan perubahan politik.
"Itu adalah langkah-langkah pentingan yang harus mereka pandang sebagai satu rangkaian langkah yang sangat penting yang telah dia ambil untuk menjaga gerakan yang terjadi di arah yang kita cermati," kata Clinton. Namun dia mengatakan masih harus dilihat apakah langkah-langkah itu bakal memuaskan rakyat Mesir.
Dia juga mengatakan Amerika Serikat tidak akan "berprasangka" terhadap masa depan politik Ikhwanul Muslimin, kelompok Islam arus utama yang dilarang rezim Mubarak yang hari Minggu setuju untuk mengikuti dialog.
Robert Danin, pakar Timur Tengah pada Council on Foreign Relations, mengatakan meredakan kekerasan terhadap demonstran, membuak dialog dengan oposisi dan membengkaknya risiko ekonomi akibat kebuntuan politik di Mesir, semuanya adalah menginformasikan bahwa pemerintahan telah menggeser taktiknya.
"Mereka menyesuaikan kecepatan mereka agar sesuai dengan medan. Kami tidak tawar-menawar atas apakah (Mubarak) akan pergi, kami tawar-menawar mengenai pemilihan waktu dan mekanisme," kata Danin seperti dikutip Reuters.
Waktu dan mekanisme mundurnya Mubarak adalah kunci. Washington menakutkan perubahan drastis pada tingkat atas politik Mesir mengakibatkan --di bawah konstitusi Mesir-- diselenggarakannya pemilu yang terlalu dini untuk partai-partai oposisi yang belum berpengalaman.
Waktu persiapan pemilu yang sedikit lebih panjang --katakanlah sampai akhir masa jabatan Mubarak pada September-- dapat memberikan ruang yang lebih lapang.
"Saya pikir dengan upaya bersama dalam hal kerangka waktu dan langkah-langkah konkret yang saya menyerukan, hal itu akan bisa dilangsungkan," kata Clinton seraya menambahkan bahwa suara rakyat untuk orde yang baru nanti adalah kunci masa depan Mesir.
Pendekatan AS yang lebih lembut ini dikutuk pemimpin oposisi Mesir Mohamed Elbaradei. Dia menyebutnya "kemunduran besar" yang dapat demonstrasi yang bahkan jauh lebih diliputi kemarahan.
Pakar keamanan Brian Katulis pada Center for American Progress mengatakan Washington sendiri mengakui bahwa proses yang tengah terjadi akan melibatkan negosiasi yang panjang demi menciptakan bentuk baru panggung politik Mesir. Itu artinya, AS akan tetap menekan pemerintah Mesir untuk menyampaikan reformasi nyata di suatu waktu nanti.
"Disparitas kekuataan antara elite penguasa saat ini dalam pemerintahan dan kekuatan keamanan di satu sisi, melawan oposisi politik..itu besar," kata Katulis. "Saya tidak melihat kekuatan yang saat ini ada akan bergerak cepat untuk membuat segalanya terbuka." (*) ENY
Sikap AS terhadap Mubarak Melembek
7 Februari 2011 21:45 WIB
Obama dan Mubarak (ANTARA News/istimewa)
Penerjemah:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011
Tags: