Sekolah pelaksana PTM di Jakarta Barat ikuti program bank sampah
11 Oktober 2021 15:56 WIB
Warga memilah sampah di Bank Sampah Durian 3 RT 3 RW 8, Kebagusan, Jakarta, Rabu (6/10/2021). Pemprov DKI Jakarta menargetkan sebanyak 1.369 Rukun Warga (RW) di Ibu Kota mampu mengelola sampah secara mandiri dengan cara mengurangi, memilah, dan mengolah sampah dari sumbernya mulai akhir Oktober 2021. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/foc.
Jakarta (ANTARA) - Sekolah yang telah melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) di Jakarta Barat mulai mengikuti program bank sampah untuk menampung sampah dari siswa yang ditukar menjadi uang ataupun barang berharga lain.
"Program bank sampah ini sudah mulai, tapi sekolah yang melaksanakan PTM, siswa yang masuk masih terbatas. Jadi, sampah di bank sampah belum penuh," kata Petugas pengawas Sudin Lingkungan Hidup (LH) Jakarta Barat, Subarna Martadinata, yang dihubungi di Jakarta, Senin.
Subarna yang juga pengurus Bank Sampah Induk Satu Hati Divisi Sosialisasi, menyatakan, belum bisa memastikan sekolah mana yang telah melaksanakan program bank sampah.
Dia juga tidak bisa merinci berapa jumlah sampah di setiap selokan sejak PTM dilaksanakan selama satu bulan terakhir. "Sekolah dengan gelar Adiwiyata sudah melakukan program ini," kata dia.
Kalau mencermati kegiatan bank sampah di sekolah, setelah terjadi pandemi COVID-19, setiap sekolah selalu memanfaatkan uang hasil bank sampah untuk kebutuhan operasional.
Bahkan, beberapa sekolah ada yang memanfaatkan hasil dari bank sampah untuk ditukar menjadi alat tulis. "Ada sekolah yang menukar sampah dengan alat alat tulis. Ada yang ngambil uangnya saat kenaikan kelas," kata dia.
Subarna menuturkan, sebelumnya pihak sekolah mengundang perwakilan orang tua murid dan beberapa pihak untuk pengelolaan dari hasil bank sampah tersebut. "Jadi pengambilan dan pemakaiannya uang dari Bank sampah itu kesepakatan dari sekolah," kata dia.
Subarna berharap, intensitas PTM semakin tinggi sehingga program bank sampah di setiap sekolah-sekolah bisa berjalan normal kembali.
Baca juga: Pemkot Jakbar sebut limbah anorganik bisa ditukar uang di bank sampah
Baca juga: Bank sampah di Kelurahan Karet kumpulkan 479 kg sampah plastik
"Program bank sampah ini sudah mulai, tapi sekolah yang melaksanakan PTM, siswa yang masuk masih terbatas. Jadi, sampah di bank sampah belum penuh," kata Petugas pengawas Sudin Lingkungan Hidup (LH) Jakarta Barat, Subarna Martadinata, yang dihubungi di Jakarta, Senin.
Subarna yang juga pengurus Bank Sampah Induk Satu Hati Divisi Sosialisasi, menyatakan, belum bisa memastikan sekolah mana yang telah melaksanakan program bank sampah.
Dia juga tidak bisa merinci berapa jumlah sampah di setiap selokan sejak PTM dilaksanakan selama satu bulan terakhir. "Sekolah dengan gelar Adiwiyata sudah melakukan program ini," kata dia.
Kalau mencermati kegiatan bank sampah di sekolah, setelah terjadi pandemi COVID-19, setiap sekolah selalu memanfaatkan uang hasil bank sampah untuk kebutuhan operasional.
Bahkan, beberapa sekolah ada yang memanfaatkan hasil dari bank sampah untuk ditukar menjadi alat tulis. "Ada sekolah yang menukar sampah dengan alat alat tulis. Ada yang ngambil uangnya saat kenaikan kelas," kata dia.
Subarna menuturkan, sebelumnya pihak sekolah mengundang perwakilan orang tua murid dan beberapa pihak untuk pengelolaan dari hasil bank sampah tersebut. "Jadi pengambilan dan pemakaiannya uang dari Bank sampah itu kesepakatan dari sekolah," kata dia.
Subarna berharap, intensitas PTM semakin tinggi sehingga program bank sampah di setiap sekolah-sekolah bisa berjalan normal kembali.
Baca juga: Pemkot Jakbar sebut limbah anorganik bisa ditukar uang di bank sampah
Baca juga: Bank sampah di Kelurahan Karet kumpulkan 479 kg sampah plastik
Pewarta: Walda Marison
Editor: Riza Harahap
Copyright © ANTARA 2021
Tags: