TKW Karawang di Kairo Mengaku Sulit Pulang
7 Februari 2011 03:52 WIB
Sejumlah warga negara Indonesia yang tinggal di Mesir tiba kembali di tanah air melalui Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Rabu (2/2). Sebanyak 411 WNI telah berhasil dievakuasi dan tiba kembali di tanah air menyusul terjadinya konflik di Mesir. FOTO ANTARA/Ismar Patrizki/ed/mes/11. (ANTARA/Ismar Patrizki)
Karawang (ANTARA News) - Tenaga kerja wanita asal Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Kasem binti Tarwad, yang bekerja di Kairo, Mesir, mengaku sulit pulang ke Indonesia, karena tidak mendapat pemberitahuan atau panggilan untuk dipulangkan ke Indonesia.
"Melihat kondisi Kairo seperti ini, saya inginnya pulang. Tetapi sampai sekarang belum ada panggilan untuk pulang ke Indonesia dari KBRI," kata TKW asal Karawang, Kasem, saat dihubungi ANTARA melalui telepon seluler dari Karawang, Minggu malam.
Sejak gelombang unjuk rasa menuntut Presiden Mesir, Hosni Mubarak, berlangsung selama lebih dari sepekan terakhir di Kairo, Kasem mengaku berada di sebuah apartemen bersama majikannya, dekat Lapangan Tahrir.
Warga Negara Indonesia yang bekerja atau kuliah di Mesir, katanya, sudah banyak yang pulang ke tanah air, setelah mendapat panggilan dari KBRI atau dijemput oleh pemerintah Indonesia. Tetapi, ia mengaku belum mendapat panggilang untuk pulang ke Indonesia.
"Kalau tidak ada panggilan dari KBRI, saya takut keluar, karena lokasi tempat tinggal majikan sangat dekat dengan Lapangan Tahrir, pusat unjuk rasa," kata dia.
Meski demikian, ia memastikan kondisinya saat ini aman. Bahkan, beberapa hari ke depan dipastikan dirinya sudah mulai bekerja untuk membuka toko milik majikannya.
"Kondisi saya masih aman, tetapi kalau ada panggilan pulang ke tanah air, saya akan pulang. Karena kalau pulang sendiri, saya takut karena kondisi unjuk rasa yang masih berlangsung di dekat apartemen," kata Kasem.
Sebelumnya dilaporkan, dua TKW asal Karawang terjebak di sebuah apartemen tempat bekerja yang berlokasi di pusat unjuk rasa menuntut Presiden Mesir, Hosni Mubarak, turun atau di sekitar Lapangan Tahrir, Kairo.
Kedua TKW asal Karawang itu ialah Kasem binti Tarwad, warga Desa Cikarang, Kecamatan Cilamaya Wetan dan Duri binti Tarmuji, warga Desa Rawagempol Wetan, Kecamatan Cilamaya Wetan, Karawang.
"Beberapa hari terakhir, masing-masing keluarga TKW melapor ke Camp Migrant Karawang. Pihak keluarga meminta pemerintah memulangkan keluarganya yang ada di Kairo itu," kata Koordinator Camp Migrant Karawang, Boby Anwar Ma`arif.
Pihak keluarga TKW tersebut, kata dia, khawatir dengan kondisi salah seorang anggota keluarganya yang berada di Kairo. Sehingga meminta pemerintah agar segera memulangkannya ke tanah air.
Menurut dia, pada awalnya Kasem dan Duri bekerja sebagai TKW di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. Kasem berangkat melalui perusahaan jasa tenaga kerja Indonesia (PJTKI) PT Duta Fajar Barutama dan Duri berangkat melalui PT Vita Melati Indonesia.
Tetapi, kedua TKW asal Karawang tersebut terpaksa pindah ke Kairo, karena harus ikut majikannya ke Ibukota Mesir tersebut. Hingga kini, kedua TKW tersebut masih berada di sekitar lokasi unjuk rasa menuntut diturunkannya Hosni Mubarak. (MAK/K004)
"Melihat kondisi Kairo seperti ini, saya inginnya pulang. Tetapi sampai sekarang belum ada panggilan untuk pulang ke Indonesia dari KBRI," kata TKW asal Karawang, Kasem, saat dihubungi ANTARA melalui telepon seluler dari Karawang, Minggu malam.
Sejak gelombang unjuk rasa menuntut Presiden Mesir, Hosni Mubarak, berlangsung selama lebih dari sepekan terakhir di Kairo, Kasem mengaku berada di sebuah apartemen bersama majikannya, dekat Lapangan Tahrir.
Warga Negara Indonesia yang bekerja atau kuliah di Mesir, katanya, sudah banyak yang pulang ke tanah air, setelah mendapat panggilan dari KBRI atau dijemput oleh pemerintah Indonesia. Tetapi, ia mengaku belum mendapat panggilang untuk pulang ke Indonesia.
"Kalau tidak ada panggilan dari KBRI, saya takut keluar, karena lokasi tempat tinggal majikan sangat dekat dengan Lapangan Tahrir, pusat unjuk rasa," kata dia.
Meski demikian, ia memastikan kondisinya saat ini aman. Bahkan, beberapa hari ke depan dipastikan dirinya sudah mulai bekerja untuk membuka toko milik majikannya.
"Kondisi saya masih aman, tetapi kalau ada panggilan pulang ke tanah air, saya akan pulang. Karena kalau pulang sendiri, saya takut karena kondisi unjuk rasa yang masih berlangsung di dekat apartemen," kata Kasem.
Sebelumnya dilaporkan, dua TKW asal Karawang terjebak di sebuah apartemen tempat bekerja yang berlokasi di pusat unjuk rasa menuntut Presiden Mesir, Hosni Mubarak, turun atau di sekitar Lapangan Tahrir, Kairo.
Kedua TKW asal Karawang itu ialah Kasem binti Tarwad, warga Desa Cikarang, Kecamatan Cilamaya Wetan dan Duri binti Tarmuji, warga Desa Rawagempol Wetan, Kecamatan Cilamaya Wetan, Karawang.
"Beberapa hari terakhir, masing-masing keluarga TKW melapor ke Camp Migrant Karawang. Pihak keluarga meminta pemerintah memulangkan keluarganya yang ada di Kairo itu," kata Koordinator Camp Migrant Karawang, Boby Anwar Ma`arif.
Pihak keluarga TKW tersebut, kata dia, khawatir dengan kondisi salah seorang anggota keluarganya yang berada di Kairo. Sehingga meminta pemerintah agar segera memulangkannya ke tanah air.
Menurut dia, pada awalnya Kasem dan Duri bekerja sebagai TKW di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. Kasem berangkat melalui perusahaan jasa tenaga kerja Indonesia (PJTKI) PT Duta Fajar Barutama dan Duri berangkat melalui PT Vita Melati Indonesia.
Tetapi, kedua TKW asal Karawang tersebut terpaksa pindah ke Kairo, karena harus ikut majikannya ke Ibukota Mesir tersebut. Hingga kini, kedua TKW tersebut masih berada di sekitar lokasi unjuk rasa menuntut diturunkannya Hosni Mubarak. (MAK/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011
Tags: