Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Pekerjaan Umum menjajaki kerja sama bidang infrastruktur dengan Kementerian Infrastruktur Timor Leste dan ditargetkan dua bulan ke depan dapat ditandatangani perjanjianya.

"Substansi perjanjian yang diajukan utusan Menteri PU yang berkunjung ke Timor Leste pada 3 dan 4 Februari 2011, sudah disepakati dengan Menteri Infrastruktur Timor Leste, Pedro Lay," kata Kepala Badan Pembinaan Konstruksi (BPK) Kementerian PU Bambang Goeritno saat dihubugi di Jakarta, Minggu.

Menurut Bambang, Timor Leste merupakan negara tetangga yang tengah berbenah diri membangun berbagai infrastruktur yang kondisinya saat ini masih sangan minim.

Dia menyebut, sudah ada kontraktor nasional, PT. Duta Graha memperoleh proyek jembatan sepanjang 120 meter dengan nilai kontrak 6,3 juta dolar AS.

"Harapan kami, kontraktor nasional lainnya juga mengikuti jejak Duta Graha," katanya.

Bambang menambahkan, sebagai negara baru, keterikatan emosional masyarakat Timor Leste masih sangat erat dan kondisi ini sangat menguntungkan Indonesia untuk ambil bagian di dalam pembangunan proyek prasarana dan sarana infrastruktur di sana.

Khusus bidang infrastruktur pekerjaan umum, lanjutnya, peluangnya sangat besar, terlebih Pemerintah Timor Leste mengaku telah menelan pengalaman pahit saat menjalin kerja sama dengan negara lain misalnya, Australia dan Malaysia.

Data Kementerian Infrastruktur Timor Leste menyebutkan, pemerintah Timor Leste sudah mengirim mahasiswanya untuk belajar ke ITS dan ITB, khususnya mendalami ilmu penanganan jalan dan jembatan.

Dari total panjang jalan sebanyak 6000 km di Timor Leste, separuhnya adalah jalan nasional yang saat ini diperkirakan 80 persen kondisinya rusak.

Timor Leste berkeinginan dalam 10 tahun ke depan adalah memperbaiki sekaligus meningkatkan kondisi jalan yang rata-rata lebaranya masih 4-5,5 meter.

Menyikapi peluang kondisi tersebut, Bambang Goeritno menilai perlunya dibentuk sistem satu pintu dalam melakukan terobosan mencari pangsa proyek konstruksi di Timor Leste.

Langkah ini dinilai, selain professional juga dimungkinkan lebih menguntungkan, dibandingkan jika masuk melalui pendekatan masing-masing individu.

Butir MoU

Bambang juga menyebutkan, dalam rencana MoU kerja sama itu, terdapat 12 butir, antara lain mencakup bidang jalan, jembatan, air bersih dan sanitasi, perumahan dan sumberdaya air.

"Peningkatan sumberdaya manusia untuk dilatih dan didik menjadi pekerja konstruksi menjadi prioritas utama untuk dilaksanakan. TOT (Trainning Of Trainner) bidang pekerjaan konstruksi adalah bentuk kerja sama yang mudah dilakukan dalam waktu dekat," katanya.

Menurut dia, pelatihan untuk mencetak tenaga operator alat-alat berat adalah bidang yang sangat dibutuhkan di Timor Leste saat ini.(*)
(T.E008/A035)