Jenazah Bentrokan Dibawa ke RS Polwil Banten
6 Februari 2011 23:03 WIB
Seorang warga anggota Jemaah Ahmadiyah mengalami luka berat setelah bentrok dengan warga Cikeusik, Pandeglang, mendapat perawatn intensif dengan penjagaan ketat aparat Polda Banten, di RS Sari Asih, Serang, Banten, Senin (7/2). Akibat tragedi yang terjadi Minggu (6/2) itu tiga tewas dan puluhan lainnya luka-luka. (ANTARA/Asep Fathulrahman)
Pandeglang (ANTARA News) - Tiga jenazah bentrokan jamaah Ahmadiyah dan warga Minggu pagi di Kampung Pendeuy, Desa Umbulan, Kecamatan Cikeusik, Kabupaten Pandeglang, akhirnya dibawa ke Rumah Sakit Polisi Wilayah Banten di Kota Serang.
"Ketiga jenazah itu saat ini sudah dibawah ke Rumah Sakit Polisi untuk dilakukan otopsi," kata Mahdiat, petugas Unit Gawat Darurat (UGD) RSUD Malingping, Kabupaten Lebak, Minggu.
Menurut dia, ketiga jenazah tersebut masing-masing bernama Karno, Mulyadi dan Roni akan dilakukan otopsi di rumah sakit itu karena rumah sakit di Pandeglang tidak memiliki peralatanya.
Ketiga korban meninggal dunia itu diketahui warga jamaah Ahmadiyah, bahkan dua di antaranya kakak beradik.
Sebab ada beberapa pengurus Ahmadiyah yang datang ke sini untuk mengurus jenazah tersebut.
Namun demikian, korban bentrokan tersebut kini dibawa ke RS Polisi di Serang untuk dilakukan otopsi.
Sebagian besar mereka mengalami luka bacokan senjata tajam.
Bentrokan antarwarga dengan jamaah Ahmadiyah di Desa Umbulan, Kecamatan Cikeusik, Kabupaten Pandeglang mengakibatkan tiga orang tewas dan lima dirujuk ke RSUD Serang.
Kelima orang itu, kata dia, tiga di antaranya mengalami koma dan dua luka berat.
Sebagian besar mereka para korban bentrokan mengalami luka-luka sabetan golok yang dilakukan massa.
Bahkan, ketiga jenazah yang meninggal dunia sekujur tubuhnya terkena pukulan senjata tajam.
Karena itu, kemungkinan mereka meninggal dalam perjalanan saat dilarikan ke RSUD Malingping.
"Prakiraan saya ketiga jenazah itu meninggal karena kehabisan darah setelah beberapa bagian tubuhnya luka parah," ujarnya.
Sementara itu, Kapolres Pandeglang Ajun Komisaris Besar Alex Rasyad mengatakan pihaknya berjanji akan mengusut tuntas kasus bentrokan jamaah Ahmadiyah dan warga yang menewaskan tiga orang tersebut.
"Kami saat ini terlebih dulu mengendalikan situasi keamanan dan warga jangan sampai terhasut oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab," katanya.(*)
(U.KR-MSR/A023)
"Ketiga jenazah itu saat ini sudah dibawah ke Rumah Sakit Polisi untuk dilakukan otopsi," kata Mahdiat, petugas Unit Gawat Darurat (UGD) RSUD Malingping, Kabupaten Lebak, Minggu.
Menurut dia, ketiga jenazah tersebut masing-masing bernama Karno, Mulyadi dan Roni akan dilakukan otopsi di rumah sakit itu karena rumah sakit di Pandeglang tidak memiliki peralatanya.
Ketiga korban meninggal dunia itu diketahui warga jamaah Ahmadiyah, bahkan dua di antaranya kakak beradik.
Sebab ada beberapa pengurus Ahmadiyah yang datang ke sini untuk mengurus jenazah tersebut.
Namun demikian, korban bentrokan tersebut kini dibawa ke RS Polisi di Serang untuk dilakukan otopsi.
Sebagian besar mereka mengalami luka bacokan senjata tajam.
Bentrokan antarwarga dengan jamaah Ahmadiyah di Desa Umbulan, Kecamatan Cikeusik, Kabupaten Pandeglang mengakibatkan tiga orang tewas dan lima dirujuk ke RSUD Serang.
Kelima orang itu, kata dia, tiga di antaranya mengalami koma dan dua luka berat.
Sebagian besar mereka para korban bentrokan mengalami luka-luka sabetan golok yang dilakukan massa.
Bahkan, ketiga jenazah yang meninggal dunia sekujur tubuhnya terkena pukulan senjata tajam.
Karena itu, kemungkinan mereka meninggal dalam perjalanan saat dilarikan ke RSUD Malingping.
"Prakiraan saya ketiga jenazah itu meninggal karena kehabisan darah setelah beberapa bagian tubuhnya luka parah," ujarnya.
Sementara itu, Kapolres Pandeglang Ajun Komisaris Besar Alex Rasyad mengatakan pihaknya berjanji akan mengusut tuntas kasus bentrokan jamaah Ahmadiyah dan warga yang menewaskan tiga orang tersebut.
"Kami saat ini terlebih dulu mengendalikan situasi keamanan dan warga jangan sampai terhasut oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab," katanya.(*)
(U.KR-MSR/A023)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011
Tags: