Jayapura (ANTARA) - Pengurus Besar (PB) Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) melakukan evaluasi sejumlah hal termasuk persiapan upacara bendera dan pengalungan medali cabang olahraga pencak silat Pekan Olahraga Nasional (PON) XX.
"Tadi kita sudah melakukan evaluasi khusus untuk upacara bendera di final pencak silat PON XX," kata Sekretaris Umum PB IPSI Erizal Chaniago di Jayapura, Minggu.
Ia mengatakan dari evaluasi tersebut, PB IPSI juga menyiapkan siapa saja yang akan bertugas saat upacara bendera termasuk kenyamanan, keamanan dan ketertiban.
Baca juga: PB IPSI siapkan wasit terbaik pimpin final pencak silat PON Papua
"Jadi kita menyiapkan agar upacara tidak crowded atau penuh sesak," ujarnya.
Ia memperkirakan pada partai final para penonton termasuk media massa akan ramai mengunjungi GOR Toware untuk menyaksikan pertandingan dan mengambil foto. Oleh karena itu, perlu diantisipasi agar tidak terlalu sesak.
Selain itu, PB IPSI juga telah menyiapkan petugas yang berjaga dan mengatur jalannya partai final termasuk mengecek medali yang akan diserahkan kepada para juara.
Baca juga: Sumbar merasa terbebani jelang final silat PON Papua
Pada Senin (11/10) atau hari pertama partai final, nomor yang akan dipertandingkan yakni tunggal putra dan putri seni, regu putra seni dan ganda putra dan putri seni.
Secara umum, untuk final tunggal putra akan diikuti oleh enam pesilat dan enam atlet silat di nomor tunggal putri seni.
Kemudian untuk final regu putra akan diikuti oleh enam kontingen yakni Jawa Barat, DKI Jakarta, Kalimantan Timur, Jawa Timur, Papua dan Bali. Untuk ganda putra seni diikuti oleh enam pesilat dan tujuh pesilat di nomor ganda putri.
Terakhir, ia berharap di partai final para atlet dari berbagai daerah bisa menampilkan yang terbaik sehingga penyelenggaraan PON XX bisa melahirkan atlet-atlet silat hebat.
PON Papua
PB IPSI lakukan evaluasi jelang final pencak silat PON XX
10 Oktober 2021 20:09 WIB
Dua atlet silat saat bertanding di Gedung Olahraga Toware Kabupaten Jayapura. (ANTARA/Muhammad Zulfikar)
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2021
Tags: