Warga Resah Karena Parman Sebarkan Ahmadyah
6 Februari 2011 14:54 WIB
Ketua PBNU Slamet Effendi Yusuf (kiri) berbicara tentang solusi untuk permasalahan Ahmadiyah di Indonesia bersama Koordinator Nasional Gerakan Peduli Pluralisme Damien Dematra (tengah) dan Wakil Sekjen PBNU Enceng Sobirin (kanan) di Kantor PBNU, Jakarta, Rabu (6/10). (ANTARA/Rosa Panggabean)
Pandeglang (ANTARA News) - Warga Desa Umbulan di Kecamatan Cikeusik, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten mengaku resah karena Jamaah Ahmadiyah pimpinan Parman terus menyebarkan ajaran Ahmadiyah.
"Kami warga Cikeusik sangat resah dengan aktivitas yang dilakukan Jamaah Ahmadiyah itu, apalagi cukup banyak warga yang akhirnya ikut menjadi anggota jamaah itu," kata Asep Setiadi, warga Desa Umbulan Kecamatan Cikeusik, Minggu.
Warga, kata Asep, sebenarnya sudah meminta Parman baik-baik utnuk membubarkan Jamaah Ahmadiyah dan menghentikan kegiatannya itu.
"Tapi tidak ditanggapinya," katanya.
Parman malah mengeluarkan pernyataan, "lebih baik mati dari pada membubarkan diri", dan terus menyebarkan ajaran Mirza Ghulam Ahmad tersebut.
Karena Parman dan pengikutnya enggan menuruti warga, beberapa tokoh masyarakat dan agama sepakat mendatangi kediaman Parman guna kembali mendesak membubarkan diri.
"Pada Minggu pagi (6/2), kami mendatangi rumah Parman, dan ternyata di rumah itu sudah ada puluhan Jamaah Ahmadiyah. Mereka membawa senjata tajam, tak lama kemudian terjadilah bentrokan," katanya.
Tokoh masyarakat Cikeusik Lukman, menjelaskan bentrokan dipicu tindakan seorang anggota Jamaah Ahmadiyah yang membacok lengan kanan Sarta hingga nyaris putus.
Kepala Badan Kesatuan Bangsa, Perlindungan Masyarakat dan Politik Kabupaten Pandeglang Futoni Sy menjelaskan, jumlah pengikut Ahmadiyah di Kecamatan Cikeusik sekitar 25 orang.
"Jumlah tidak banyak sekitar 25 orang, dan mereka sudah lama diimbau agar membubarkan diri," katanya.
Polres Pandeglang telah mengamankan pimpinan Ahmadiyah Cikeusik, Parman dan keluarganya karena khawatir terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.(*)
S031/B013
"Kami warga Cikeusik sangat resah dengan aktivitas yang dilakukan Jamaah Ahmadiyah itu, apalagi cukup banyak warga yang akhirnya ikut menjadi anggota jamaah itu," kata Asep Setiadi, warga Desa Umbulan Kecamatan Cikeusik, Minggu.
Warga, kata Asep, sebenarnya sudah meminta Parman baik-baik utnuk membubarkan Jamaah Ahmadiyah dan menghentikan kegiatannya itu.
"Tapi tidak ditanggapinya," katanya.
Parman malah mengeluarkan pernyataan, "lebih baik mati dari pada membubarkan diri", dan terus menyebarkan ajaran Mirza Ghulam Ahmad tersebut.
Karena Parman dan pengikutnya enggan menuruti warga, beberapa tokoh masyarakat dan agama sepakat mendatangi kediaman Parman guna kembali mendesak membubarkan diri.
"Pada Minggu pagi (6/2), kami mendatangi rumah Parman, dan ternyata di rumah itu sudah ada puluhan Jamaah Ahmadiyah. Mereka membawa senjata tajam, tak lama kemudian terjadilah bentrokan," katanya.
Tokoh masyarakat Cikeusik Lukman, menjelaskan bentrokan dipicu tindakan seorang anggota Jamaah Ahmadiyah yang membacok lengan kanan Sarta hingga nyaris putus.
Kepala Badan Kesatuan Bangsa, Perlindungan Masyarakat dan Politik Kabupaten Pandeglang Futoni Sy menjelaskan, jumlah pengikut Ahmadiyah di Kecamatan Cikeusik sekitar 25 orang.
"Jumlah tidak banyak sekitar 25 orang, dan mereka sudah lama diimbau agar membubarkan diri," katanya.
Polres Pandeglang telah mengamankan pimpinan Ahmadiyah Cikeusik, Parman dan keluarganya karena khawatir terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.(*)
S031/B013
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011
Tags: