Jakarta (ANTARA) - Badan Karantina Pertanian (Barantan) Kementerian Pertanian menyatakan optimis gerakan peningkatan tiga kali lipat ekspor (Gratieks) yang ditargetkan pada 2024 dapat terwujud.
Kepala Barantan Bambang di Jakarta, Minggu, mengatakan dari sisi on farm atau sektor budidaya saja target tiga kali lipat ekspor pertanian dapat dengan mudah dicapai.
"Berkat semangat tiga kali lipat ekspor yang terus digelorakan Kementan selama ini, kini setiap daerah sudah mulai sadar akan potensi pertaniannya masing-masing bahkan ikut bergerak menyukseskan gerakan peningkatan ekspor tiga kali lipat. Pada 2020, ekspor pertanian Indonesia telah menjangkau lebih dari 150 negara," ujarnya.
Dikatakannya, untuk mengangkat dan mengakselerasi ekspor sangat besar peluangnya, terutama bagi pengusaha yang saat ini sudah melaksanakan aktivitas usaha agribisnisnya maupun yang baru merintis, peluang peluang itu sangat besar.
Apalagi, lanjutnya, pemerintah telah menyediakan pembiayaan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang mana pada 2020 dialokasikan sebesar Rp56 triliun dan tahun 2021 mencapai Rp71 triliun.
Oleh karena itu, Bambang menyatakan pihaknya berharap pelaku usaha berani memanfaatkan dana perbankan tersebut untuk meningkatkan produktivitas sektor pertanian dan mendukung peningkatan ekspor tiga kali lipat atau Gratieks.
Sementara itu Kepala Bidang Keamanan Hayati Nabati Barantan Ihsan Nugroho mengatakan, peran karantina dalam pertanian dalam peningkatan ekspor di antaranya memastikan komoditas pertanian yang diekspor sesuai dengan ketentuan Sanitary Phytosanitary (SPS) di negara tujuan.
"Kalau teman-teman kami di pelabuhan memperketat itu semata-mata untuk melindungi sumber daya hayati kita. Kita tidak mempersulit, tetapi ketika tidak sesuai dengan ketentuan dengan kesehatan, tumbuhan dan hewan, itu tidak kita bisa main-main," ujarnya dalam webinar yang diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) dan Barantan bertemakan "Strategi Pembiayaan Ekspor Pertanian untuk Mendukung Gratieks".
Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani Barantan Wisnu Wasisa Putra menambahkan pelayanan ekspor juga dilakukan melalui berbagai kebijakan seperti agro klinik ekspor.
Keberadaan klinik ekspor, tambahnya, sangat membantu petani dan kalangan eksportir pertanian untuk memberikan akses informasi terkait potensi dan proses bisnis ekspor produk pertanian.
Sementara itu Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan, Direktorat Jenderal Perkebunan, Dedi Junaedi mengatakan, hampir semua komoditas perkebunan mengalami pertumbuhan yang meningkat selama pandemi COVID-19.
Menurut dia, pertumbuhan ekspor dari 2020 dan 2021 (Januari-Juni) volume ekspor naik 3,4 persen dan nilai ekspor juga naik 44,8 persen.
"Saat ini baik dari segi volume maupun dari segi nilainya, ekspor pertanian memang masih didominasi kelapa sawit, kemudian diikuti karet, kelapa, kakao, kopi dan komoditas lainnya," kata Dedi.
Dedi mengatakan, Ditjen Perkebunan telah menetapkan komoditas ekspor dalam tiga bagian, terdiri komoditas utama (dari sisi volume) yakni kopi, kakao, kelapa, jambu mete, lada, pala, vanili, kayu manis, cengkeh, dan teh.
Kemudian komoditas andalan yaitu, sawit dan karet. Ketiga komoditas pengembangan yaitu, nilam, sagu, stevia, pinang, lontar, sereh wangi dan beberapa komoditas lainnya.
Baca juga: Karantina Pertanian: Ekspor Stevia tambah ragam komoditas baru
Baca juga: Kementan: Merdeka Ekspor dongkrak ekspor pertanian Agustus 2021
Baca juga: Kaltim raih peringkat II nasional nilai ekspor komoditas pertanian
Barantan optimis gerakan tiga kali lipat ekspor tercapai
10 Oktober 2021 13:52 WIB
Ekspor perdana Stevia ke Korea Selatan. ANTARA/HO-Karantina Pertanian Manado.
Pewarta: Subagyo
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021
Tags: