Pemimpin Taiwan: Kami takkan mau dipaksa tunduk pada China
10 Oktober 2021 10:51 WIB
Sekelompok prajurit berfoto di alun-alun yang didekorasi dengan bendera Taiwan menjelang perayaan hari nasional di Taoyuan, Taiwan, Jumat (8/10/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Ann Wang/HP/djo/aa.
Taipei (ANTARA) - Taiwan akan terus memperkuat pertahanannya untuk memastikan tak satu pun negara lain bisa memaksanya tunduk pada aturan yang ditetapkan China, kata pemimpin Taiwan Tsai Ing-wei, Minggu.
Negara pulau yang diklaim oleh China sebagai wilayahnya itu berada di bawah tekanan militer dan politik yang terus meningkat untuk menerima aturan Beijing.
Aksi angkatan udara China yang berkali-kali terbang di zona pertahanan Taiwan telah menimbulkan kekhawatiran dunia internasional.
Baca juga: Mantan PM Australia Abbott akan bantu Taiwan akhiri isolasi
Presiden China Xi Jinping pada Sabtu menjanjikan "reunifikasi penuh damai" dengan Taiwan. Dia tidak menyebut secara langsung penggunaan kekuatan.
Namun, dia masih marah dengan reaksi Taiwan yang mengatakan bahwa hanya rakyat Taiwan yang dapat memutuskan masa depan mereka.
Berpidato dalam pawai Hari Nasional, Tsai mengatakan dia berharap ketegangan di Selat Taiwan mereda.
Dia mengulangi pernyataan bahwa Taiwan tidak akan "bertindak gegabah".
Baca juga: Taiwan sebut hubungannya dengan China terburuk dalam 40 tahun
"Namun tak akan ada ilusi bahwa rakyat Taiwan akan tunduk pada tekanan," kata dia.
"Kami akan terus memperkuat pertahanan nasional kami dan menunjukkan tekad kami untuk mempertahankan diri untuk memastikan tak satu pun pihak dapat memaksa Taiwan untuk mengikuti jalan yang telah ditetapkan China buat kami," kata Tsai.
"Sebab jalan yang telah ditetapkan China tidak menawarkan cara hidup yang bebas dan demokratis bagi Taiwan, juga kedaulatan bagi 23 juta jiwa rakyat kami."
Sumber: Reuters
Baca juga: Xi Jinping serukan reunifikasi Taiwan pada peringatan Revolusi 1911
Baca juga: Pemimpin Taiwan: Kami tak mau konfrontrasi militer dengan China
Negara pulau yang diklaim oleh China sebagai wilayahnya itu berada di bawah tekanan militer dan politik yang terus meningkat untuk menerima aturan Beijing.
Aksi angkatan udara China yang berkali-kali terbang di zona pertahanan Taiwan telah menimbulkan kekhawatiran dunia internasional.
Baca juga: Mantan PM Australia Abbott akan bantu Taiwan akhiri isolasi
Presiden China Xi Jinping pada Sabtu menjanjikan "reunifikasi penuh damai" dengan Taiwan. Dia tidak menyebut secara langsung penggunaan kekuatan.
Namun, dia masih marah dengan reaksi Taiwan yang mengatakan bahwa hanya rakyat Taiwan yang dapat memutuskan masa depan mereka.
Berpidato dalam pawai Hari Nasional, Tsai mengatakan dia berharap ketegangan di Selat Taiwan mereda.
Dia mengulangi pernyataan bahwa Taiwan tidak akan "bertindak gegabah".
Baca juga: Taiwan sebut hubungannya dengan China terburuk dalam 40 tahun
"Namun tak akan ada ilusi bahwa rakyat Taiwan akan tunduk pada tekanan," kata dia.
"Kami akan terus memperkuat pertahanan nasional kami dan menunjukkan tekad kami untuk mempertahankan diri untuk memastikan tak satu pun pihak dapat memaksa Taiwan untuk mengikuti jalan yang telah ditetapkan China buat kami," kata Tsai.
"Sebab jalan yang telah ditetapkan China tidak menawarkan cara hidup yang bebas dan demokratis bagi Taiwan, juga kedaulatan bagi 23 juta jiwa rakyat kami."
Sumber: Reuters
Baca juga: Xi Jinping serukan reunifikasi Taiwan pada peringatan Revolusi 1911
Baca juga: Pemimpin Taiwan: Kami tak mau konfrontrasi militer dengan China
Penerjemah: Anton Santoso
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2021
Tags: