Yogyakarta (ANTARA News) - Mantan Presiden BJ Habibie mengatakan, sinergi antara budaya dan ilmu pengetahuan dan teknologi penting untuk menciptakan sumber daya manusia Indonesia yang unggul.

"Sumber daya manusia yang mempunyai iman dan taqwa harus serentak menguasai, mendalami, dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek)," katanya dalam orasi budaya menyambut Milad Ke-30 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), di Yogyakarta, Sabtu.

Menurut dia dalam orasinya berjudul "Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia Dalam Rangka Mengatasi Kemiskinan dan Persaingan Global", untuk menghasilkan manusia yang unggul harus mensinergikan pendidikan dan kebudayaan.

"Seseorang tidak cukup beragama atau berbudaya saja, karena hanya akan menjadi orang yang baik. Sebaliknya, tidak cukup pula seseorang mendalami ilmu pengetahuan saja, karena hanya akan menjadikannya sosok yang menghalalkan segala cara dalam mencapai tujuan," katanya.

Ia mengatakan, selain berperilaku baik, sumber daya manusia unggul harus juga bisa menguasai ilmu, sehingga meningkatkan kualitas hidup di sekitarnya. Jika tidak memiliki keterampilan atau uang, maka tidak bisa memberi nilai tambah dan tidak bisa melakukan apa-apa.

"Muhammadiyah selama ini telah sukses mensinergikan budaya dan iptek, sehingga berhasil menciptakan tokoh-tokoh nasional yang kritis," kata mantan Wakil Presiden (Wapres) itu.

Menurut dia, meskipun bukan almamater Muhammadiyah, dirinya bersyukur organisasi keagamaan itu telah menghasilkan tokoh-tokoh yang kritis. Tokoh-tokoh seperti itu seharusnya jangan dimusuhi.

Selain itu, manusia unggul harus mempunyai rasa cinta terhadap segala hal, termasuk pekerjaan. Cinta yang sesungguhnya itu memiliki lima karakteristik, yakni murni, suci, sejati, sempurna, dan abadi.

"Saya bisa menjadi seperti ini, karena menikmati penuh proses cinta," kata mantan Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) itu.
(B015*H010/B010)