Jakarta (ANTARA) - PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) secara resmi telah melakukan tajak 47 sumur di Blok Rokan, Provinsi Riau, melampaui target jumlah pengeboran sumur dalam dua bulan terakhir pasca alih kelola.

"Dari target 45 sumur tajak untuk periode Agustus-September, kami mampu menyelesaikan 47 sumur tajak," kata Direktur Utama PHR Jaffee Arizon Suardin dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu.

Jaffe menambahkan bahwa pihaknya telah mengoperasikan 16 rig pengeboran dan akan terus menambah jumlahnya guna mendukung program kerja masif serta agresif.

Menurutnya, pencapaian itu berkat komitmen dan kerja keras seluruh pekerja di Blok Rokan dengan semangat satu tim untuk meningkatkan produksi dengan tetap mengedepankan aspek keselamatan dan kesehatan.

Selain melampaui target pengeboran periode Agustus-September, Pertamina juga berhasil memperpendek waktu pengeboran hingga produksi awal dihasilkan atau put on production (POP).

Dari sebelumnya sekitar 22 hingga 30 hari, kini menjadi sekitar 15 hari untuk area operasi Sumatra Light Oil (SLO) atau sumur-sumur penghasil jenis minyak ringan.

Pertamina melakukan beberapa terobosan, di antaranya, tim pengeboran melakukan beberapa kegiatan secara paralel, meningkatkan keandalan peralatan pengeboran, dan menyusun perencanaan yang matang untuk pemenuhan sumber daya agar menghindari terjadinya waktu menunggu servis atau material.

"Kami berupaya menciptakan ekosistem yang dapat mendukung upaya peningkatan produksi. Tahun depan, target pengeboran meningkat menjadi 500 sumur," pungkas Jeffe.

Baca juga: Presiden Jokowi berharap alih kelola Blok Rokan tingkatkan produksi
Baca juga: Blok Rokan produksi 158 ribu barel minyak per hari
Baca juga: PHR targetkan pengeboran 161 sumur di WK Rokan