DJPB: Realisasi APBN dan program PEN mampu jaga ekonomi Sumsel
9 Oktober 2021 19:27 WIB
Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Sumatera Selatan Lydia K Christyana (kiri). ANTARA/Dolly Rosana/am.
Palembang (ANTARA) - Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Sumatera Selatan Lydia K Christyana mengatakan realisasi anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) dan program pemulihan ekonomi nasional terbukti mampu menjaga perekonomian di daerah tersebut selama pandemi COVID-19.
“Terbukti dalam dua triwulan di tahun 2021, kontraksi ekonomi Sumsel tidak terlalu dalam,” kata Lydia di Palembang, Sabtu.
Pertumbuhan ekonomi Sumsel mulai bergerak turun pada triwulan II 2020 yakni 4,01 persen dari 5,65 persen pada triwulan sebelumnya.
Baca juga: Menko Airlangga: Pemulihan ekonomi berkat penanganan COVID-19 dan PEN
Kemudian, pertumbuhan ekonomi Sumsel terjun bebas pada triwulan II 2020 yakni -1,58 persen. Pada triwulan III 2020 menjadi -1,43 persen, triwulan IV 2020 menjadi -1,21 persen, dan triwulan I 2021 menjadi -0,40 persen.
Namun pada triwulan II 2021, ekonomi mulai tumbuh positif menjadi 5,71 persen (y-on-y) dan 4,35 persen (q-to-q).
Menurut Lidya, walau kontribusi konsumsi pemerintah ini berada pada urutan kedua setelah ekspor luar negeri yakni hanya 6,65 persen tapi diyakini bahwa realisasi APBN dan program PEN telah berdampak pada pertumbuhan ekonomi. Apalagi, menurut lapangan usaha, administrasi pemerintah memberikan kontribusi 14,21 persen.
Untuk itu, DJPB mengingatkan satuan kerja kementerian/lembaga di Provinsi Sumatera Selatan mengakselerasi penyerapan dana APBN yang khusus dialokasikan negara untuk penanganan COVID-19 dengan memanfaatkan waktu tersisa hingga akhir tahun 2021.
Baca juga: Menko Airlangga : Realisasi PEN capai 55 persen hingga 1 Oktober
DJPB mencatat realisasi APBN di Sumsel per Agustus 2021 baru mencapai 53,51 persen dari pagu anggaran Rp21,1 trilun.
Pemerintah daerah harus memanfaatkan momentum efektivitasnya PPKM agar pertumbuhan ekonomi Sumsel hingga akhir tahun dapat berada di kisaran 3,7-4,5 persen.
Saat ini aktivitas ekonomi berangsur membaik sejak Agustus dan diprediksi terus meningkat hingga akhir tahun.
Kemudian, konsumsi masyarakat mulai menunjukkan tren positif, seiring dengan pelonggaran PPKM di sejumlah daerah.
Kinerja produksi tetap didorong oleh ekspor yang naik signifikan pada Agustus 2021, kata Lidya.
“Terbukti dalam dua triwulan di tahun 2021, kontraksi ekonomi Sumsel tidak terlalu dalam,” kata Lydia di Palembang, Sabtu.
Pertumbuhan ekonomi Sumsel mulai bergerak turun pada triwulan II 2020 yakni 4,01 persen dari 5,65 persen pada triwulan sebelumnya.
Baca juga: Menko Airlangga: Pemulihan ekonomi berkat penanganan COVID-19 dan PEN
Kemudian, pertumbuhan ekonomi Sumsel terjun bebas pada triwulan II 2020 yakni -1,58 persen. Pada triwulan III 2020 menjadi -1,43 persen, triwulan IV 2020 menjadi -1,21 persen, dan triwulan I 2021 menjadi -0,40 persen.
Namun pada triwulan II 2021, ekonomi mulai tumbuh positif menjadi 5,71 persen (y-on-y) dan 4,35 persen (q-to-q).
Menurut Lidya, walau kontribusi konsumsi pemerintah ini berada pada urutan kedua setelah ekspor luar negeri yakni hanya 6,65 persen tapi diyakini bahwa realisasi APBN dan program PEN telah berdampak pada pertumbuhan ekonomi. Apalagi, menurut lapangan usaha, administrasi pemerintah memberikan kontribusi 14,21 persen.
Untuk itu, DJPB mengingatkan satuan kerja kementerian/lembaga di Provinsi Sumatera Selatan mengakselerasi penyerapan dana APBN yang khusus dialokasikan negara untuk penanganan COVID-19 dengan memanfaatkan waktu tersisa hingga akhir tahun 2021.
Baca juga: Menko Airlangga : Realisasi PEN capai 55 persen hingga 1 Oktober
DJPB mencatat realisasi APBN di Sumsel per Agustus 2021 baru mencapai 53,51 persen dari pagu anggaran Rp21,1 trilun.
Pemerintah daerah harus memanfaatkan momentum efektivitasnya PPKM agar pertumbuhan ekonomi Sumsel hingga akhir tahun dapat berada di kisaran 3,7-4,5 persen.
Saat ini aktivitas ekonomi berangsur membaik sejak Agustus dan diprediksi terus meningkat hingga akhir tahun.
Kemudian, konsumsi masyarakat mulai menunjukkan tren positif, seiring dengan pelonggaran PPKM di sejumlah daerah.
Kinerja produksi tetap didorong oleh ekspor yang naik signifikan pada Agustus 2021, kata Lidya.
Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021
Tags: