PON Papua
La Memo ingatkan pedayung muda harus memiliki mental tangguh
9 Oktober 2021 11:20 WIB
Pedayung Maluku Memo bersiap memacu kecepatannya dalam babak penyisihan nomor Rowing M1X PON Papua di Teluk Youtefa, Kabupaten Jayapura, Papua, Selasa (5/10/2021). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/wsj.
Jayapura (ANTARA) - Pedayung Timnas Indonesia La Memo mengingatkan kepada para pedayung muda yang turun di Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua untuk terus mengasah kemampuannya baik dari sisi teknik, fisik, maupun mental yang tangguh.
"Kalau saya yang pertama teknik, fisik dan mental harus dibangun atlet," ujar atlet yang membela Maluku pada PON Papua ini saat ditemui di teluk Youtefa, Sabtu.
Pria yang dijuluki Superman Rowing Indonesia itu menilai pada PON Papua sudah terlihat atlet-atlet muda potensial. Tinggal kemampuannya yang mesti terus diasah dan tidak cepat puas atas capaiannya saat ini.
Baca juga: Kontingen dayung Jabar kokoh di puncak perolehan medali sementara
La Memo sendiri tampil perkasa saat turun di dua nomor berbeda; Men's Single Sculls (M1X) dan Men's Double Scull (M2X). Ia mencatatkan waktu terbaik dan sukses mengamankan dua emas.
"Puji syukur ini emas kedua saya buat Maluku. Proses bertanding tidak ada halangan, pas start langsung pimpin," ujar La Memo.
Senada dengan La Memo, Pelatih Rowing Indonesia M. Hadris mengatakan pelaksanaan PON Papua bukan hanya adu gengsi antardaerah, akan tetapi bakal dimanfaatkan mencari bibit-bibit potensial untuk dibawa ke pemusatan latihan nasional (Pelatnas).
Baca juga: Maluku sabet dua medali emas sekaligus dari dayung PON Papua
"PON Papua untuk mantau juga, mana yang potensial," ujar M. Hadris.
Hadris mengatakan selama penyelenggaraan pertandingan rowing, tim pelatih sudah mengantongi sejumlah nama baru yang kemungkinan besar bisa dibawa ke Pelatnas. Namun ia tak mau merinci ada berapa total bibit potensial tersebut.
Dalam pandangannya, atlet-atlet baru itu sudah bisa menunjukkan kemampuan terbaiknya, hanya saja tinggal diasah lagi agar lebih matang baik secara teknik maupun mental.
"Mungkin kalau saya melihat tekniknya, kita tinggal poles di Pelatnas. Kalau di mata saya, ada yang potensial yang bisa dibina untuk kelanjutan Timnas nanti," kata dia.
Baca juga: Menpora harapkan arena dayung munculkan atlet terbaik Papua
"Kalau saya yang pertama teknik, fisik dan mental harus dibangun atlet," ujar atlet yang membela Maluku pada PON Papua ini saat ditemui di teluk Youtefa, Sabtu.
Pria yang dijuluki Superman Rowing Indonesia itu menilai pada PON Papua sudah terlihat atlet-atlet muda potensial. Tinggal kemampuannya yang mesti terus diasah dan tidak cepat puas atas capaiannya saat ini.
Baca juga: Kontingen dayung Jabar kokoh di puncak perolehan medali sementara
La Memo sendiri tampil perkasa saat turun di dua nomor berbeda; Men's Single Sculls (M1X) dan Men's Double Scull (M2X). Ia mencatatkan waktu terbaik dan sukses mengamankan dua emas.
"Puji syukur ini emas kedua saya buat Maluku. Proses bertanding tidak ada halangan, pas start langsung pimpin," ujar La Memo.
Senada dengan La Memo, Pelatih Rowing Indonesia M. Hadris mengatakan pelaksanaan PON Papua bukan hanya adu gengsi antardaerah, akan tetapi bakal dimanfaatkan mencari bibit-bibit potensial untuk dibawa ke pemusatan latihan nasional (Pelatnas).
Baca juga: Maluku sabet dua medali emas sekaligus dari dayung PON Papua
"PON Papua untuk mantau juga, mana yang potensial," ujar M. Hadris.
Hadris mengatakan selama penyelenggaraan pertandingan rowing, tim pelatih sudah mengantongi sejumlah nama baru yang kemungkinan besar bisa dibawa ke Pelatnas. Namun ia tak mau merinci ada berapa total bibit potensial tersebut.
Dalam pandangannya, atlet-atlet baru itu sudah bisa menunjukkan kemampuan terbaiknya, hanya saja tinggal diasah lagi agar lebih matang baik secara teknik maupun mental.
"Mungkin kalau saya melihat tekniknya, kita tinggal poles di Pelatnas. Kalau di mata saya, ada yang potensial yang bisa dibina untuk kelanjutan Timnas nanti," kata dia.
Baca juga: Menpora harapkan arena dayung munculkan atlet terbaik Papua
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2021
Tags: