PON Papua
Pemain voli pasir Jatim diminta lupakan kekalahan dan fokus perunggu
9 Oktober 2021 10:59 WIB
Pelatih voli pasir putri Jatim Bambang Eko Suhartawan saat menenangkan pemainnya yang menangis usai kalah di semifinal PON XX Papua di arena voli pasir kompleks GOR Koya Koso, Kota Jayapura, Sabtu (9/10/2021). ANTARA/Fiqih Arfani.
Kota Jayapura (ANTARA) - Pelatih tim bola voli pasir putri Jawa Timur (Jatim)-1, Bambang Eko Suhartawan meminta anak asuhnya melupakan kekalahan di semifinal dan mulai fokus menghadapi perebutan medali perunggu Pekan Olahraga Nasional XX Papua.
“Lupakan pertandingan lawan NTB-1 dan sekarang waktunya menatap DIY-2,” ujar Bambang ditemui usai pertandingan di arena voli pasir kompleks GOR Koya Koso Kota Jayapura, Sabtu.
Di babak semifinal, Jatim-1 yang diperkuat Diva Rista dan Nur Atika Sari kalah dari NTB-1 yang diperkuat Allysa Mutakhara dan Desi Ratnasari dengan skor akhir 1-2.
Set pertama Jatim menang 21-19, kemudian kalah berturut-turut di set kedua serta ketiga masing-masing 17-21 dan 9-15.
Menurut Bambang, kekalahan anak asuhnya karena mental bertanding dan jam terbang di atas lapangan kalah dari lawannya.
Terlebih, pemain-pemain NTB merupakan atlet kelas nasional, bahkan internasional yang dikenal berkualitas di dunia bola voli pasir Tanah Air.
“Saya bangga anak-anak bisa mengimbangi NTB. Bermain tiga set dan menunjukkan kualitasnya. Ke depan harus dibenahi dan meraih juara,” katanya.
Usai pertandingan lawan NTB-1, kedua pemain Jatim tampak berjiwa tegar menerima kekalahan dan mengakui keunggulan lawannya.
Namun, setelah keluar arena dan bertemu pelatih serta ofisial, keduanya tak kuasa menahan air mata. Diva Rista dan Nur Atika Sari menangis karena menyesal tak bisa lolos ke final untuk memperebutkan medali emas.
Keduanya pun ditenangkan oleh rekan-rekannya, termasuk pelatih dengan memeluk dan memberi penguatan bahwa yang dilakukan anak asuhnya sudah sangat luar biasa.
Sementara itu, di perebutan medali perunggu, Jatim-1 akan menghadapi DIY-2 yang diperkuat Bernadetta Shella Herdanti dan Sari Hartarti.
Mereka harus mengakui keunggulan rekan satu provinsinya, DIY-1, yang diperkuat Yokebed Purari Eka Setyaningrum-Maria Dwiningtyas dua set langsung, masing-masing di angka 14-21 dan 14-21.
“Lupakan pertandingan lawan NTB-1 dan sekarang waktunya menatap DIY-2,” ujar Bambang ditemui usai pertandingan di arena voli pasir kompleks GOR Koya Koso Kota Jayapura, Sabtu.
Di babak semifinal, Jatim-1 yang diperkuat Diva Rista dan Nur Atika Sari kalah dari NTB-1 yang diperkuat Allysa Mutakhara dan Desi Ratnasari dengan skor akhir 1-2.
Set pertama Jatim menang 21-19, kemudian kalah berturut-turut di set kedua serta ketiga masing-masing 17-21 dan 9-15.
Menurut Bambang, kekalahan anak asuhnya karena mental bertanding dan jam terbang di atas lapangan kalah dari lawannya.
Terlebih, pemain-pemain NTB merupakan atlet kelas nasional, bahkan internasional yang dikenal berkualitas di dunia bola voli pasir Tanah Air.
“Saya bangga anak-anak bisa mengimbangi NTB. Bermain tiga set dan menunjukkan kualitasnya. Ke depan harus dibenahi dan meraih juara,” katanya.
Usai pertandingan lawan NTB-1, kedua pemain Jatim tampak berjiwa tegar menerima kekalahan dan mengakui keunggulan lawannya.
Namun, setelah keluar arena dan bertemu pelatih serta ofisial, keduanya tak kuasa menahan air mata. Diva Rista dan Nur Atika Sari menangis karena menyesal tak bisa lolos ke final untuk memperebutkan medali emas.
Keduanya pun ditenangkan oleh rekan-rekannya, termasuk pelatih dengan memeluk dan memberi penguatan bahwa yang dilakukan anak asuhnya sudah sangat luar biasa.
Sementara itu, di perebutan medali perunggu, Jatim-1 akan menghadapi DIY-2 yang diperkuat Bernadetta Shella Herdanti dan Sari Hartarti.
Mereka harus mengakui keunggulan rekan satu provinsinya, DIY-1, yang diperkuat Yokebed Purari Eka Setyaningrum-Maria Dwiningtyas dua set langsung, masing-masing di angka 14-21 dan 14-21.
Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Didik Kusbiantoro
Copyright © ANTARA 2021
Tags: