Jakarta (ANTARA News) - Sekretaris Kabinet Dipo Alam menyesalkan pernyataan Sri Sultan Hamengkubuwono X yang menyebutkan, bukan tidak mungkin, kejadian di Mesir (kisruh politik di Mesir) akan terjadi di Indonesia.

"Mungkin dia mengharapkan itu terjadi. Tidak selayaknya Sri Sultan, sebagai pemimpin berkata seperti itu. Bukannya menenangkan," katanya kepada ANTARA di Jakarta, Kamis.

Menurut Dipo, kejadian di Mesir jangan disamakan dengan di Indonesia. Sebagai presiden, Susilo Bambang Yudhoyono memimpin sesuai undang-undang. "Ini jabatan dia kedua, tak ada keinginan SBY untuk memperpanjang jabatannya jadi Presiden seumur hidup seperti Presiden Ben Ali di Tunisia atau Mubarak di Mesir" katanya.

Dipo menilai, ucapan Sri Sultan itu bisa memanaskan kondisi politik di negeri ini. "Saya melihatnya ada orang yang berharap efek domino kasus Mesir terjadi di sini, Mudah-mudahan dia tak berharap begitu," katanya.

Dipo menduga adanya agenda setting yang sedang dikendangkan, yang berujung ke "impeachment" (pemakzulan). Dulu Gus Dur "diimpeach" juga karena kritik-kritik miring yang diabaikannya.

"Ini saya harapkan yang terakhir dialami oleh Presiden Gus Dur," katanya.

Ditanya, bila Presiden gerah dengan pernyataan Sri Sultan, gubernur DIY dinilai bisa memanaskan situasi politik, kenapa SBY tak menegurnya?

"Bukan keinginan SBY tanggapi semua kritik, sekarang saya yang berbicara. Masa kepresidenan SBY sesuai dengan UU hanya dua kali sampai 2014 secara konstitusional, ini lain dengan Sultan yang mau jadi Gubernur DIY seumur hidup, tanpa dipilih secara demokratis lagi," katanya.
(T.M041/A041)