Jakarta (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa menegaskan tidak ada warga negara Indonesia yang bekerja di Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang mengurusi pengungsi Palestina (UNRWA) di Kairo.

"Kemlu sudah melakukan upaya verifikasi informasi ke kantor UNRWA Kairo, UNRWA Amman di Yordania, kantor pusatnya di New York dan juga kantor perwakilan PBB di Jakarta dan hasilnya tidak ada WNI yang bekerja di UNRWA Kairo," tegas Marty di Jakarta, Kamis.

Hal tersebut diungkapkan Marty untuk menjelaskan beredarnya berita mengenai tewasnya seorang WNI bernama Imanda Amalia (28), seorang staf UNRWA yang dikabarkan meninggal dunia Rabu (2/2) karena bentrokan antardemonstran di Kairo.

Menurut Marty, Kepala Kantor UNRWA Kairo, Dr Abeer Al Khraisha mengonfirmasi bahwa tidak ada staf UNRWA Kairo bernama Imanda Amalia dan juga mengatakan bahwa tidak ada staf UNRWA pusat maupun cabang lainnya yang menjadi korban pada demonstrasi di Mesir.

Konfirmasi selanjutnya, katanya, didapat dari kepala badan PBB yang mengurusi masalah kemanusiaan (UN OCHA) di Jakarta, Ignacio Leon-Garcia yang menyebtukan bahwa tidak ada staf WNI di kantor UNRWA Mesir.

Ia mengatakan, UNRWA memiliki kantor perwakilan di tempat terdapatnya pengungsi Palestina seperti di Mesir, Gaza, Yordania dan negara lain namun sepanjang informasi yang diperoleh, tidak ada WNI yang bekerja di Kantor UNRWA Mesir.

"Terkait adanya berita yang menyebutkan bahwa saudari Imanda Amalia akan dimakamkan di Perth, Australia, kami juga sudah berkomunikasi dengan Konsulat Jenderal di Perth dan mereka mengatakan tidak ada WNI yang bernama Imanda Amalia yang terdaftar di sana," tambahnya.

Menurut Marty, pemerintah Australia memang belum mengonfirmasi mengenai kematian warganya di Mesir karena berita mengenai hal tersebut hanya tersiar di media Indonesia dan belum beredar di media internasional.

"Kemlu pun belum menerima informasi dari keluarga yang bersangkutan, jadi dapat disimpulkan bahwa saat ini belum dapat dikonfimasi mengenai jati diri saudari Imanda Amalia," ujar Marty.

Dengan adanya kejadian tersebut, Menlu menekankan imbauan agar WNI meningkatkan kewaspadaan dan menghindari kerumunan massa di Mesir dan agar terus melakukan komunikasi dengan KBRI.

"Travel advisory yang dikeluarkan Kemlu pada 28 Januari agar menghindari tempat keramaian dan terus memiliki kontak dengan KBRI hendaknya dipatuhi oleh seluruh warga," tambah Marty.

Data terakhir Kementerian Luar Negeri menyebutkan WNI yang berada di Mesir sebanyak 6.149 orang, terdiri atas 4.297 mahasiswa, 1.002 tenaga kerja, dan staf KBRI serta keluarganya.

411 WNI sudah dievakuasi dari Kairo ke Jakarta pada Rabu (2/2) dan akan menyusul 430 WNI yang rencananya tiba di tanah air pada Jumat (4/2) siang menggunakan pesawat Garuda Boeing 747-400.

(KR-DLN/A041/S026)