"Justru itu bagus menurut saya, karena kalau belum 50 persen vaksinasinya, maka levelnya akan naik. Dengan begitu, kawan-kawan (kepala daerah) bisa 'ngebut,' vaksinasi," katanya di Semarang, Jumat.
Ganjar mengungkapkan akibat dimasukkannya capaian vaksinasi sebagai salah satu penentuan level pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) itu, maka 12 daerah di Jateng yang awalnya masuk Level 2, naik menjadi Level 3 karena capaian vaksinasi yang masih rendah.
Menurut Ganjar, tidak ada yang sulit untuk meningkatkan capaian vaksinasi di daerah-daerah karena hanya butuh kemauan saja, maka persoalan itu bisa teratasi.
"Itu gampang kok, seluruh faskesnya dipakai saja, kantor kelurahan pakai saja, sudah itu yang paling gampang melakukan percepatan. Apalagi yang sulit, tidak ada, hanya butuh mau saja, mau nyuntik, mau mengundang warga, mau mengisi aplikasi Pcare dan Smile itu selesai. Sesederhana itu sebenarnya," ujarnya.
Kendati demikian, Ganjar mengakui ada kesulitan dalam pengisian aplikasi itu, namun dengan adanya perubahan ini, maka seluruh daerah harus mau belajar dan bisa menggunakannya.
"Kalau kemarin gak tahu, sekarang harus tahu. Kalau ada yang tidak mampu, bilang ke kami, maka akan kami turunkan tim. TNI/Polri juga siap mengeroyok, BKKBN juga siap. Kami siap bantu, tapi tolong di daerah ada percepatan," katanya.
Sebanyak 12 daerah di Jateng mendadak naik level dari semula Level 2 menjadi Level 3, kenaikan level itu dikarenakan capaian vaksinasi yang masih rendah.
Adapun ke-12 daerah itu diantaranya Kabupaten Temanggung, Rembang, Pemalang, Pati, Kudus, Kota Pekalongan, Banjarnegara, Kabupaten Pekalongan, Jepara, Grobogan, Blora, dan Batang.