Jakarta (ANTARA News) - Selain faktor sentimen regional, angka inflasi yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik hari ini telah mendorong aksi beli di Bursa Efek Indonesia sehingga banyak saham unggulan harganya menguat setelah lama tertekan.

Indeks harga saham gabungan (IHSG) BEI Selasa ditutup menguat 33,33 poin atau 0,98 persen ke posisi 3.442,50 poin dan kelompok 45 saham-saham unggulan (LQ45) juga menguat 7,28 poin atau 1,22 persen ke level 605,13 poin.

Analis Asjaya Indosurya Securities Reza Priyambada mengatakan, pengaruh inflasi yang tidak terlalu tinggi memberi sedikit angin positif pada naiknya indeks BEI hari ini.

"Ekspektasi kalangan analis besaran inflasi sebesar 0,6 persen, dianggap posisi saat ini 0,89 persen masih cukup baik," katanya.

Ia menambahkan, perkembangan konflik yang terjadi di negara Mesir yang sedikit mereda menambah sedikit kenyamanan pelaku pasar untuk melanjutkan penempatan dana.

"Mesir sudah ada upaya mengurangi ketegangan, sebelumnya Mesir menjadi alasan investor untuk melakukan aksi ambil untung, saat ini kondisi sudah agak mereda dan memberi angin nyaman pada investor," kata dia.

Selain itu, lanjut Reza, investor asing yang mengambil posisi beli menjadi salah satu pendorong indeks dalam negeri kembali bergerak menguat.

Hingga perdagangan ditutup, nilai beli bersih investor asing (foreign net buy) mencapai Rp215,639 miliar.

BEI ditutup dengan volume saham yang diperdagangkan mencapai 2,768 miliar dengan total nilai Rp4,327 triliun dari 98.204 kali transaksi.

Sementara saham yang menguat sebesar 152 saham, 67 saham tertekan, dan 79 saham tidak bergerak harganya (stagnan).

Saham-saham yang mengalami penguatan antara lain saham Adaro Energy (ADRO) naik Rp150 ke Rp2,400, Charoen Pokphand (CPIN) naik Rp160 ke Rp1.650, Bank Rakyat Indonesia (BBRI) naik Rp50 ke Rp4.900.

Sementara bursa Regional seperti Indeks Hang Seng menguat 35,61 poin (0,15 persen) ke level 23.482,95, Indeks Nikkei-225 naik 36,58 poin (0,36 persen) ke level 10.274,50, dan Indeks Straits Times menguat 5,02 poin (0,16 persen) ke level 3.184,74.

(ANTARA/S026)