Jakarta (ANTARA) - Dr. dr. Wismandari, Sp.PD-KEMD, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Endoktrin, Metabolik dan Diabeters mengatakan bahwa pasien diabetes bisa melakukan isolasi mandiri di rumah jika dinyatakan positif COVID-19 namun dengan gejala ringan atau tanpa gejala.

Gejala COVID-19 ringan di antaranya adalah demam, batuk, nyeri sendiri, nyeri kepala, diare, hidung tersumbat, mual, muntah, anosmia, ageusia, frekuensi napas 12-20 kali per menit dan saturasi oksigen di atas 95 persen. Sedangkan untuk gejala sedang dan berat tidak disarankan menjalani isolasi di rumah.

"Syarat isolasi mandiri untuk pasien diabetes sebenarnya sama dengan yang lain, seperti menerapkan etika batuk, rutin memantau gejala, pemeriksaan suhu dan saturasi dua kali sehari pagi dan malam, kamar memiliki ventilasi yang baik dan terpisah dengan yang lain," ujar dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini dalam webinar "Diabetes dan COVID-19" pada Kamis.

Baca juga: Kadar gula penderita diabetes naik saat COVID-19

Akan tetapi, ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh penderita diabetes yang sedang menjalani isolasi mandiri. Hal pertama adalah banyak minum cairan untuk menghindari dehidrasi.

Kedua, jika kadar gula darah kurang dari 70 mg/dl (miligram per desiliter) atau di bawah target kisaran, maka wajib mengikuti aturan 15-15.

"Aturan 15-15 itu, konsumsi 15 gram karbohidrat sederhana yang mudah dicerna seperti permen, madu atau jus buah. Lalu cek ulang kadar gula darah 15 menit setelahnya dan cek gula darah lebih sering dari biasanya atau setiap 2-3 jam," kata dr. Wismandari.

Lebih lanjut dr. Wismandari menjelaskan bahwa pasien diabetes juga wajib mengenal tanda dan gejala Ketoasidosis Diabetik (KAD) dan Hyperglycemic Hyperosmolar Syndrome (HHS) seperti rasa haus berlebih, frekuensi buang air kecil bertambah sering, kelemahan, mual dan muntah terus menerus, nyeri perut berat serta gangguan kesadaran.

"Apabila kadar gula darah lebih dari 240 mg/dl dalam dua kali pengecekan, maka segera hubungi tim medis," kata dr. Wismandari.

Hal terakhir adalah rajin mencuci tangan dan membersihkan alat pemantau gula darah setelah digunakan.

"Jika ada perburukan gejala COVID-19, perburukan gejala hipoglikemia dan gejala KAD, enggak perlu nunggu lagi segera ke rumah sakit," ujar dr. Wismandari.

Baca juga: Pasien diabetes perlu jaga kadar gula darah sebelum vaksinasi COVID-19

Baca juga: Diabetes tak cukup dikenali hanya dari gejala