Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni mengatakan keberadaan Detasemen Khusus (Densus) Antiteror Polri masih sangat dibutuhkan dalam memberantas terorisme di Indonesia.
Karena itu dia tidak setuju dengan ide politisi Partai Gerindra Fadli Zon melalui akun Twitternya yang meminta pemerintah membubarkan Densus 88. Dia menilai keberadaan Densus 88 kerap menciptakan dan menyebarkan narasi terkait Islamofobia di masyarakat.
"Saya melihat justru kehadiran Denss 88 sangat dibutuhkan karena jelas sangat bermanfaat dalam memberantas teroris-teroris," kata Sahroni dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.
Baca juga: Polri ungkap asal 35 kg bahan peledak tersimpan di Gunung Ceremai
Baca juga: Densus periksa intensif terduga teroris AR tokoh sentral JI
Sahroni mengatakan kurang setuju dengan pendapat Fadli Zon karena kurang bijak dan terlalu tendensius, disebabkan teroris di Indonesia itu nyata adanya.
Hal itu menurut dia karena sudah banyak kejadian, korban berjatuhan, dan semua orang melihat sendiri kasusnya, seperti kejadian bom Makassar beberapa waktu lalu, di Jakarta, dan banyak lagi.
Dia menjelaskan, tuduhan terkait Densus 88 memunculkan Islamophobia juga merupakan pernyataan yang provokatif karena fakta di lapangan menunjukkan bahwa aksi terorisme tidak berdasarkan dengan agama manapun.
Baca juga: Densus tegaskan siaga antisipasi gerakan teroris
"Soal tuduhan Islamophobia, saya rasa itu agak provokatif, karena teroris itu tidak berkaitan dengan agama manapun, jadi tidak ada korelasinya," ujarnya.
Sahroni juga meminta kepada Fadli Zon untuk mempelajari lebih jauh terkait terorisme di Indonesia, berikut juga dengan sepak terjang Densus 88 dalam memberantas aksi teroris.
Sahroni: Keberadaan Densus 88 masih dibutuhkan berantas terorisme
7 Oktober 2021 19:30 WIB
Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni. ANTARA/HO-Dokumentasi Pribadi
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2021
Tags: