Mahfud MD minta kampus dorong mahasiswa munculkan ide-ide besar
7 Oktober 2021 19:02 WIB
Menkopolhukam Mahfud MD saat memberikan sambutan secara virtual dalam Dies Natalis ke-39 Universitas Widyamataram (UWM) Yogyakarta, Kamis. ANTARA/HO-UWM.
Yogyakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD berharap perguruan tinggi menghadirkan pendidikan yang mendorong mahasiswa mampu memunculkan ide-ide besar dan orisinal.
"Pendidikan yang menimbulkan ide-ide besar, membiasakan mahasiswa agar memiliki ide-ide orisinal, pembaharuan, tetapi tidak membahayakan," ujar Mahfud saat memberikan sambutan secara virtual dalam Dies Natalis ke-39 Universitas Widyamataram (UWM) Yogyakarta, Kamis.
Selain memiliki ide besar, Mahfud mengatakan mahasiswa juga perlu dibimbing untuk menumbuhkan kearifan hati nurani sehingga setiap apapun yang dibangun harus berbasis kemanusiaan dan kemaslahatan.
Menurut Mahfud, komitmen itu perlu diwujudkan khususnya bagi kampus yang menerapkan pendidikan berbasis budaya di Tanah Air seperti Universitas Widyamataram (UWM) Yogyakarta.
Baca juga: Menkopolhukam Mahfud MD: Kampus jangan larang mahasiswa diskusi
Baca juga: Mahfud MD mendapat penghargaan Universitas Paramadina
"Apa itu budaya? Budaya adalah hasil daya cita, rasa, dan karsa manusia. Karsa adalah kreativitas, sehingga apabila dilihat hasil produk budaya adalah hasil ciptaan manusia dengan penuh rasa dan karsa, maka yang muncul dari kebudayaan adalah keindahan dan kearifan," kata dia.
Mahfud MD yang juga Ketua Yayasan Mataram menekankan pentingnya kampus terus mengembangkan budaya literasi dalam dunia pendidikan.
Kampus harus mampu membangun keyakinan kepada para mahasiswa agar menyadari dan menghayati bahwa dunia kemahasiswaan dan dunia perguruan tinggi adalah dunia yang mulai mandiri.
"Mahasiswa tidak lagi terlalu banyak bergantung pada kuliah-kuliah di kelas, tetapi sebagian besar ilmu yang harus diperoleh dari setiap mata kuliah itu harus dicari sendiri," kata dia.
Mahfud berharap para pengajar di kampus tidak sekadar mengandalkan ajarannya pada diktat dan ujian semata.
Ia menyebut pengajar seperti itu sebagai pengajar "diktator" yang hanya membuat diktat, menyampaikan di kelas, lalu ujiannya hanya keluar dari diktat, tanpa membuat studi terhadap buku yang harus dibaca.
"Sekarang sudah banyak buku elektronik. Supaya dibiasakan tukar menukar informasi tentang buku baru terutama yang terkait dengan ilmu-ilmu yang dikembangkan di UWM ini," tutur Mahfud.*
Baca juga: Mahfud MD ingatkan bahaya korupsi
Baca juga: Mahfud MD buka bersama 1000 anak yatim
"Pendidikan yang menimbulkan ide-ide besar, membiasakan mahasiswa agar memiliki ide-ide orisinal, pembaharuan, tetapi tidak membahayakan," ujar Mahfud saat memberikan sambutan secara virtual dalam Dies Natalis ke-39 Universitas Widyamataram (UWM) Yogyakarta, Kamis.
Selain memiliki ide besar, Mahfud mengatakan mahasiswa juga perlu dibimbing untuk menumbuhkan kearifan hati nurani sehingga setiap apapun yang dibangun harus berbasis kemanusiaan dan kemaslahatan.
Menurut Mahfud, komitmen itu perlu diwujudkan khususnya bagi kampus yang menerapkan pendidikan berbasis budaya di Tanah Air seperti Universitas Widyamataram (UWM) Yogyakarta.
Baca juga: Menkopolhukam Mahfud MD: Kampus jangan larang mahasiswa diskusi
Baca juga: Mahfud MD mendapat penghargaan Universitas Paramadina
"Apa itu budaya? Budaya adalah hasil daya cita, rasa, dan karsa manusia. Karsa adalah kreativitas, sehingga apabila dilihat hasil produk budaya adalah hasil ciptaan manusia dengan penuh rasa dan karsa, maka yang muncul dari kebudayaan adalah keindahan dan kearifan," kata dia.
Mahfud MD yang juga Ketua Yayasan Mataram menekankan pentingnya kampus terus mengembangkan budaya literasi dalam dunia pendidikan.
Kampus harus mampu membangun keyakinan kepada para mahasiswa agar menyadari dan menghayati bahwa dunia kemahasiswaan dan dunia perguruan tinggi adalah dunia yang mulai mandiri.
"Mahasiswa tidak lagi terlalu banyak bergantung pada kuliah-kuliah di kelas, tetapi sebagian besar ilmu yang harus diperoleh dari setiap mata kuliah itu harus dicari sendiri," kata dia.
Mahfud berharap para pengajar di kampus tidak sekadar mengandalkan ajarannya pada diktat dan ujian semata.
Ia menyebut pengajar seperti itu sebagai pengajar "diktator" yang hanya membuat diktat, menyampaikan di kelas, lalu ujiannya hanya keluar dari diktat, tanpa membuat studi terhadap buku yang harus dibaca.
"Sekarang sudah banyak buku elektronik. Supaya dibiasakan tukar menukar informasi tentang buku baru terutama yang terkait dengan ilmu-ilmu yang dikembangkan di UWM ini," tutur Mahfud.*
Baca juga: Mahfud MD ingatkan bahaya korupsi
Baca juga: Mahfud MD buka bersama 1000 anak yatim
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021
Tags: