Jayapura (ANTARA) - Pesenam ritmik Nabila Evandestira asal DKI Jakarta mengamankan emas dalam nomor serba bisa perorangan di PON XX Papua yang digelar di Istora Papua Bangkit, Kabupaten Jayapura.

Nabila meraih total poin dari empat alat yang digunakannya senilai 66.000 poin.

Dengan nilai tertinggi berasal dari alat simpai sebesar 18.000 poin, dilanjutkan dengan bola senilai 17.600 poin, lalu gada dengan 17.100 poin, dan pita senilai 14.300 poin.

Pada posisi kedua mengamankan perak, atlet asal Lampung Sutjiati K Narendra meraih perolehan total poin sebesar 65.650 poin.

Baca juga: Senam ritmik PON Papua mulai dipertandingkan di Istora Papua Bangkit

Pesenam debutan di PON Papua itu memiliki selisih 350 poin dengan Nabila yang menguasai dominasi raihan emas pada PON XIX Jawa Barat.

Sutjiati memiliki nilai paling tinggi dari alat simpai senilai 18.550 dan nilai terendah didapatkannya dari alat gada dengan nilai 13.750.

Sementara di posisi ketiga, ada atlet yang juga asal Lampung Tri Wahyuni yang mendapatkan perunggu dengan peroleh total nilai 64.150.

Tri Wahyuni mendapatkan poin paling besar dari alat simpai bernilai 17.250 poin.

Sementara nilai terendahnya didapatkan dari alat gada sebesar 15.300 poin.

Selain mengamankan medali di final serba bisa perorangan, ketiganya dipastikan melaju ke babak final untuk nomor- nomor individu yang hasilnya akan diketahui pada Jumat (8/10).

Dari 15 peserta yang hari ini bertanding di babak kualifikasi untuk nomor- nomor alat individu dan memperebutkan kemenangan di nomor serba bisa perorangan, hanya akan ada 8 peserta yang terpilih untuk kembali bertanding di babak final senam ritmik.

Meski medali sudah diamankan namun pemberian medali untuk para pemenang senam ritmik nomor serba bisa perorangan akan dilakukan pada Jumat (8/10) bersamaan dengan para pemenang di nomor individu.

Baca juga: Penerapan prokes di lokasi senam PON Papua berjalan optimal