Sydney (ANTARA) - Saham-saham Australia berakhir lebih tinggi pada perdagangan Kamis, karena saham sektor teknologi mengikuti kenaikan Wall Street untuk sesi kedua berturut-turut dan perbankan rebound, sementara perusahaan energi kehilangan pijakan karena harga minyak lebih lemah.

Indeks acuan S&P/ASX 200 di Bursa Efek Australia ditutup 0,70 persen atau 50,20 persen lebih tinggi menjadi 7.256,70 poin. Indeks acuan menetap 0,58 persen lebih rendah pada Rabu (6/10/2021) dan turun 0,41 persen pada Selasa (5/10/2021).

Indeks-indeks utama di Wall Street ditutup lebih tinggi semalam, karena investor semakin lebih optimis bahwa Kongres Demokrat dan Republik dapat mencapai kesepakatan untuk mencegah gagal bayar utang pemerintah.

“Pasar Aussie telah mengikuti sejalan dengan apa yang terjadi di Amerika Serikat… tidak terlalu banyak pengaruh lokal yang datang saat ini,” kata Nick Twidale, CEO APAC di FP Markets.

Saham sektor teknologi domestik ditutup melonjak 2,3 persen, dengan raksasa beli-sekarang-bayar-nanti Afterpay terangkat 3,1 persen.

Saham-saham keuangan kelas berat naik hampir 1,0 persen menutup kerugian pada Rabu, dengan tiga bank "Empat Besar" - National Australia Bank Ltd, Australia and New Zealand Banking Group dan Westpac Banking Corp - naik antara 1,0 persen dan 1,6 persen.

Saham-saham energi berakhir 0,8 persen lebih rendah karena minyak berada di bawah tekanan dari kenaikan tak terduga dalam stok minyak mentah AS.

Santos Ltd turun lebih dari 2,0 persen, sementara Whitehaven Coal anjlok hampir 7,0 persen dan mencatat kerugian terbesar di bursa.

Konglomerat ritel Wesfarmers Ltd mengatakan membeli 19,3 persen saham di Australian Pharmaceutical Industries Ltd (API), dalam upaya untuk memblokir tawaran saingan Sigma Healthcare Ltd. Saham Wesfarmers dan API ditutup lebih tinggi.

Investor juga menunggu data penggajian non-pertanian (NFP) AS pada Jumat (8/10/2021), yang diperkirakan akan memperkuat alasan perlambatan pembelian aset Federal Reserve.

Indeks acuan S&P/NZX 50 Selandia Baru melemah untuk sesi ketiga berturut-turut, ditutup 0,47 persen atau 61,83 poin lebih rendah menjadi 13.104,61 poin.

Bank sentral Selandia Baru pada Rabu (6/10/2021) menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya dalam tujuh tahun dan mengisyaratkan pengetatan lebih lanjut akan datang.

Baca juga: Wall Street menguat ditopang optimisme kesepakatan plafon utang AS
Baca juga: Khawatir inflasi, dolar AS dekati tertinggi 14 bulan terhadap euro

Baca juga: ICP sentuh 72,20 dolar AS per barel terkerek pasokan minyak dunia