Jakarta (ANTARA News) - Sekitar 500 mahasiswa dari berbagai universitas di Jakarta menggelar unjuk rasa di depan kantor Kementerian Pemuda dan Olah Raga, Jakarta, Senin, menuntut Menpora Andi Mallarangeng memperbaiki kinerjanya.

Para mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Aktivis Turunkan Andi Mallarangeng (Hatam) itu berasal dari sejumlah elemen pergerakan, di antaranya Badko HMI, GMNI Jakarta, Pemuda Tani dan BEM Revolusi.

Mereka menilai Andi Mallarangeng hanya mengetahui dunia politik dan tidak mampu mengemban amanah sebagai pembina kepemudaan serta olahraga Indonesia.

"Karena itu berbagai kondisi ini harus segera dituntaskan sebab jika tidak, ia dapat mengancam masa depan kepemudaan dan olahraga di Indonesia," ujar Faiz, koordinator lapangan aksi unjuk rasa itu.

Dalam aksi demonstrasi itu, para mahasiswa menyatakan bahwa Andi telah gagal membina pemuda dan hal itu ditandai dengan sikapnya yang tak berani memutuskan KNPI yang sah dan legal di mata pemerintah, apakah KNPI versi Ancol di bawah Dolli Kurnia atau KNPI versi Bali di bawah kepemimpinan Aziz Syamsuddin. Andi Mallarangeng dianggap "bermain" di dua kaki.

Andi juga dinilai oleh para mahasiswa itu gagal memberi solusi pembangunan dunia olahraga di mana semua program di kementriannya hanya "copy paste" dari menteri-menteri sebelumnya.

"Jadi mustahil mengharapkan Andi mampu memberi prestasi kepada bangsa sebab semua konsep dan program yang ada hanya meniru menteri sebelumnya," ujar Faiz.

Selanjutnya di kalangan mahasiswa, kata mereka, Andi justru dianggap sebagai adalah musuh pergerakan dan para aktivis serta Andi lebih pantas sebagai juru bicara SBY ketimbang Menpora.

"Dia kami prediksi tidak akan mempunyai prestasi apa-apa selama menjadi Menpora dan tak akan bisa menyelesaikan berbagai problematika dunia kepemudaan dan olahraga," ujarnya.

Terkait sejumlah alasa itu, Faiz menegaskan, kalangan mahasiswa yang tergabung dalam Hatam meminta Presiden SBY segera mengganti Menpora dengan orang yang lebih memahami dunia pemuda dan olahraga.

Sebab jika tidak, katanya, masa depan olahraga Indonesia dan sekaligus kualitas pemudanya akan stagnan atau bahkan lebih parah dari sebelumnya. (*)

(T.D011/A041)