Beijing (ANTARA News/Xinhua-OANA) - Sejumlah negara seperti China, Kanada, dan Oman pada Senin mengirimkan pesawat carteran untuk mengevakuasi warga negaranya yang terjebak di Mesir, menurut kantor berita Xinhua.

"Pemerintah China telah mengirimkan dua pesawat ke Mesir untuk membawa pulang warga China yang terperangkap di Mesir pada Senin," lapor Xinhua.

Kedua pesawat tersebut dilaporkan meninggalkan Bejing pada Senin siang, menurut beberapa sumber di Kementerian Luar Negeri China seperti dikutip kantor berita pemerintah itu.

"Pemerintah China menyadari pentingnya keselamatan warga China yang berada di Mesir dan telah berkoordinasi dengan beberapa maskapai terkait untuk menambah jumlah penerbangan guna memulangkan warga China yang terjebak di sana," menurut sumber itu.

Sementara itu, kelompok kerja yang terdiri atas Kemlu, Dinas Pariwisata Nasional, Kementerian Keamanan Publik dan Dinas Penerbangan Sipil China juga dikabarkan telah bertolak ke Mesir.

Kementerian Luar Negeri Oman juga telah mengirimkan tiga pesawat pada Senin ke bandar udara Kairo dan Alexandria untuk mengevakuasi warga mereka, menurut laporan dari Muscat.

Menteri Luar Negeri Kanada Lawrence Cannon di Ottawa mengumumkan pada Minggu malam bahwa pemerintahnya telah mengatur sejumlah penerbangan carter bagi warga mereka di Mesir, tempat terjadinya kerusuhan hebat di beberapa kota besar yang telah memasuki hari keempat.

Cannon mengatakan dalam jumpa pers bahwa penerbangan itu akan dimulai Senin dan warga Kanada akan segera diangkut ke beberapa negara di Eropa, sehingga mereka bisa mengatur jadwal kepulangan mereka ke kampung halamannya.

"Kami tidak ingin menempatkan warga Kanada dalam situasi berbahaya, situasi di sana tampaknya semakin memburuk," kata Cannon.

Pemerintah Kanada memperkirakan sekitar 5.500 hingga 6.000 warganya berada di Mesir. Sebelumnya pemerintah Kanada juga telah mengumumkan imbauan untuk meninggalkan Mesir bila kehadiran mereka tidak diperlukan di negara itu.

Mereka juga disarankan untuk menjaga keselamatan diri dan menjauhi para demonstran di jalan serta menjaga persediaan makanan.

Mesir tengah berada di krisis politik menyusul protes anti- pemerintah yang menuntut mundurnya Presiden Hosni Mubarak yang telah berkuasa selama 30 tahun.
(T.KR-PPT/M016/P003)