Balitbang Kemhan meluncurkan Buku "Defense Heritage"
6 Oktober 2021 19:35 WIB
Kepala Balitbang Kemhan Marsekal Muda TNI Julexi Tambayong saat meluncurkan buku dengan judul "Warisan Budaya Bernilai Pertahanan (Defense Heritage) Indonesia", di Kantor Balitbang Kemhan, Jakarta, Rabu (6/10/2021). ANTARA/HO-Humas Setjen Kemhan
Jakarta (ANTARA) - Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertahanan (Balitbang Kemhan) meluncurkan buku dengan judul "Warisan Budaya Bernilai Pertahanan (Defense Heritage) Indonesia" di Kantor Balitbang Kemhan, Jakarta, Rabu.
Buku tersebut merupakan hasil karya kolaborasi penelitian antara Peneliti Ahli Muda Balitbang Kemhan Gerald Theodorus Lumban Toruan dengan Dr Jeanne Francoise, doktor pertahanan perempuan pertama dari Universitas Pertahanan (Unhan).
Kabalitbang Kemhan Marsekal Muda TNI Julexi Tambayong dalam sambutannya mengatakan, saat ini peneliti Balitbang Kemhan telah berhasil mempublikasikan hasil penelitian perorangan tahun 2020 ke dalam sebuah buku.
"Belum pernah ada peneliti Indonesia yang melakukan penelitian Defense Heritage, buku ini adalah buku ilmiah yang bagus untuk terus dikembangkan dan disesuaikan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi," katanya dalam siaran persnya.
Buku itu juga mampu memberikan pemahaman dasar bahwa Indonesia punya tugas dalam menjaga serta melestarikan objek-objek cagar budaya bernilai pertahanan, sebagai bagian dari sejarah perjuangan bangsa yang menjadi identitas Indonesia.
Marsda Julexi berharap buku itu dapat digunakan sebagai media pembelajaran dalam rangka menumbuhkan rasa cinta Tanah Air dan juga untuk pengembangan pariwisata Indonesia.
Dalam presentasi singkatnya, Gerald Theodorus L Toruan mengatakan selama ini bangsa Indonesia terkungkung dalam stigma bangsa terjajah, oleh karena itu stigma tersebut haruslah diubah menjadi bangsa yang berjuang melawan kolonialisme.
"Dengan hadirnya buku ini membuktikan bahwa Indonesia menolak adanya penjajahan, Warisan Budaya Bernilai Pertahanan (Defense Heritage) menjadi bukti nyata bangsa Indonesia adalah bangsa pejuang, bukan bangsa terjajah," kata Gerald.
Baca juga: HUT Ke-76 TNI dan reorientasi pertahanan Indonesia pasca-AUKUS
Baca juga: RI-Australia bahas peningkatan kerja sama pertahanan, pendidikan
Buku tersebut merupakan hasil karya kolaborasi penelitian antara Peneliti Ahli Muda Balitbang Kemhan Gerald Theodorus Lumban Toruan dengan Dr Jeanne Francoise, doktor pertahanan perempuan pertama dari Universitas Pertahanan (Unhan).
Kabalitbang Kemhan Marsekal Muda TNI Julexi Tambayong dalam sambutannya mengatakan, saat ini peneliti Balitbang Kemhan telah berhasil mempublikasikan hasil penelitian perorangan tahun 2020 ke dalam sebuah buku.
"Belum pernah ada peneliti Indonesia yang melakukan penelitian Defense Heritage, buku ini adalah buku ilmiah yang bagus untuk terus dikembangkan dan disesuaikan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi," katanya dalam siaran persnya.
Buku itu juga mampu memberikan pemahaman dasar bahwa Indonesia punya tugas dalam menjaga serta melestarikan objek-objek cagar budaya bernilai pertahanan, sebagai bagian dari sejarah perjuangan bangsa yang menjadi identitas Indonesia.
Marsda Julexi berharap buku itu dapat digunakan sebagai media pembelajaran dalam rangka menumbuhkan rasa cinta Tanah Air dan juga untuk pengembangan pariwisata Indonesia.
Dalam presentasi singkatnya, Gerald Theodorus L Toruan mengatakan selama ini bangsa Indonesia terkungkung dalam stigma bangsa terjajah, oleh karena itu stigma tersebut haruslah diubah menjadi bangsa yang berjuang melawan kolonialisme.
"Dengan hadirnya buku ini membuktikan bahwa Indonesia menolak adanya penjajahan, Warisan Budaya Bernilai Pertahanan (Defense Heritage) menjadi bukti nyata bangsa Indonesia adalah bangsa pejuang, bukan bangsa terjajah," kata Gerald.
Baca juga: HUT Ke-76 TNI dan reorientasi pertahanan Indonesia pasca-AUKUS
Baca juga: RI-Australia bahas peningkatan kerja sama pertahanan, pendidikan
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2021
Tags: