PON Papua
Anggota DPRD sesalkan atlet NTT peraih emas PON dijemput mobil pick up
6 Oktober 2021 19:02 WIB
Atlet peraih medali emas cabang olahraga muaythai di PON XX Papua Susanti Ndapathaka (kanan) saat duduk di sebuah mobil pick up saat penjemputan di Bandara El Tari Kupang, NTT, Rabu (6/10/2021). ANTARA/HO
Kupang (ANTARA) - Anggota DPRD Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Yohanes Rumat menyesalkan penjemputan atlet peraih medali emas cabang olahraga muaythai pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua, Susanti Ndapathaka, di Bandara El Tari Kupang menggunakan mobil pick up yang disediakan secara swadaya.
"Kami sangat sesalkan peristiwa penjemputan ini, dan ini memalukan karena prestasi anak NTT tidak diperhatikan oleh Pemerintah NTT," kata Rumat ketika dihubungi di Kupang, Rabu, menanggapi peristiwa penjemputan atlet peraih medali emas cabang olahraga muaythai Susanti Ndapathaka, di Bandara El Tari Kupang menggunakan mobil pick up.
Peristiwa tersebut terdokumentasi dalam bentuk foto dan video dan beredar luas melalui berbagi jejaring media sosial yang disoroti kalangan masyarakat.
Anggota Komisi V DPRD NTT itu mengatakan, pihaknya sangat menyesalkan peristiwa penjemputan itu yang menurutnya jauh dari kesan penghargaan terhadap atlet yang telah mengharumkan nama NTT di kancah nasional.
Ia mengatakan penyesalan ini beralasan, karena sebagai Anggota Komisi V DPRD yang bermitra dengan KONI NTT dan Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi NTT telah memberikan dukungan politik anggaran yang pada awal 2021 telah disepakati sebanyak Rp20 miliar diperuntukkan bagi kebutuhan kontingen NTT di PON XX Papua.
Pihaknya sebelumnya percaya bahwa KONI NTT bersama pemerintah provinsi telah menjalankan tugasnya dengan baik, untuk mengurus kepergian termasuk kepulangan kontingen semua cabang olahraga secara baik dan benar.
Namun faktanya atlet yang mendapat medali emas tidak dijemput oleh pemerintah provinsi, tetapi justru dengan mobil pick up yang disediakan secara swadaya, katanya pula.
"Patut dipertanyakan dan patut diduga anggaran yang telah disepakati itu ada di mana," katanya pula.
Yohanes Rumat mengatakan dalam rapat dengar pendapat, sudah diingatkan agar pemerintah bekerja sesuai tupoksi masing-masing dan jangan menyimpang dari ketentuan yang telah diatur.
Dia berharap pemerintah provinsi segera mengklarifikasi ke publik terkait peristiwa penjemputan atlet peraih medali emas tersebut, karena telah menimbulkan sorotan berbagai kalangan masyarakat.
Baca juga: KONI Manggarai Barat siapkan bonus bagi atlet kempo PON XX
Baca juga: NTT targetkan 10 medali emas pada PON Papua
"Kami sangat sesalkan peristiwa penjemputan ini, dan ini memalukan karena prestasi anak NTT tidak diperhatikan oleh Pemerintah NTT," kata Rumat ketika dihubungi di Kupang, Rabu, menanggapi peristiwa penjemputan atlet peraih medali emas cabang olahraga muaythai Susanti Ndapathaka, di Bandara El Tari Kupang menggunakan mobil pick up.
Peristiwa tersebut terdokumentasi dalam bentuk foto dan video dan beredar luas melalui berbagi jejaring media sosial yang disoroti kalangan masyarakat.
Anggota Komisi V DPRD NTT itu mengatakan, pihaknya sangat menyesalkan peristiwa penjemputan itu yang menurutnya jauh dari kesan penghargaan terhadap atlet yang telah mengharumkan nama NTT di kancah nasional.
Ia mengatakan penyesalan ini beralasan, karena sebagai Anggota Komisi V DPRD yang bermitra dengan KONI NTT dan Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi NTT telah memberikan dukungan politik anggaran yang pada awal 2021 telah disepakati sebanyak Rp20 miliar diperuntukkan bagi kebutuhan kontingen NTT di PON XX Papua.
Pihaknya sebelumnya percaya bahwa KONI NTT bersama pemerintah provinsi telah menjalankan tugasnya dengan baik, untuk mengurus kepergian termasuk kepulangan kontingen semua cabang olahraga secara baik dan benar.
Namun faktanya atlet yang mendapat medali emas tidak dijemput oleh pemerintah provinsi, tetapi justru dengan mobil pick up yang disediakan secara swadaya, katanya pula.
"Patut dipertanyakan dan patut diduga anggaran yang telah disepakati itu ada di mana," katanya pula.
Yohanes Rumat mengatakan dalam rapat dengar pendapat, sudah diingatkan agar pemerintah bekerja sesuai tupoksi masing-masing dan jangan menyimpang dari ketentuan yang telah diatur.
Dia berharap pemerintah provinsi segera mengklarifikasi ke publik terkait peristiwa penjemputan atlet peraih medali emas tersebut, karena telah menimbulkan sorotan berbagai kalangan masyarakat.
Baca juga: KONI Manggarai Barat siapkan bonus bagi atlet kempo PON XX
Baca juga: NTT targetkan 10 medali emas pada PON Papua
Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2021
Tags: