PON Papua
Yogyakarta raih emas panahan compound beregu putra PON Papua
6 Oktober 2021 15:47 WIB
Ekspresi kegembiraan atlet panahan putra Daerah Istimewa Yogyakarta Baihaqi Mustafa Surya Atmaja (kiri), Prima Wisnu Pradana (kanan) dan Frederico Rifky (tengah) berpose bersama usai menang melawan tim panahan putra Jawa Barat pada Final Compound Tim Putra Panahan PON Papua di Lapangan Panahan Kingmi Kampung Harapan, Kabupaten Jayapura, Papua, Rabu (6/10/2021). ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha/YU
Jayapura (ANTARA) - Daerah Istimewa Yogyakarta merebut medali emas panahan nomor compound beregu putra Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua seusai unggul satu poin atas Jawa Barat dalam perlombaan yang digelar di kompleks olahraga Kampung Harapan, Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, Rabu.
Tim panahan Yogyakarta yang menerjunkan Baihaqi Mustafa Surya Atmaja, Frederico Rifqi, dan Prima Wisnu Wardhana sukses mengalahkan Jabar yang diisi Amir Mahmud, Deki Adika Hastian, dan Megi Anugrah Putra dengan skor 227-226
Sementara medali perunggu diraih DKI Jakarta yang juga bermain ketat melawan Banten dengan perbedaan empat poin atau 226-222.
Dengan perolehan medali emas ini, Yogyakarta meraih medali pertamanya di cabang olahraga panahan. Kini mereka sudah mengumpulkan satu emas, satu perak, dan satu perunggu.
Sementara pada nomor compound beregu campuran, tim panahan Jawa Tengah juga meraih medali emas pertamanya di cabang panahan.
Tim yang diisi Qanita Syauqina Listiyanto dan Asadel Athariandi Kusuma sukses mengalahkan Aceh yang menerjunkan Munawarah dan Mohamad Mondir.
Sementara medali perunggu direbut Jawa Barat seusai mengakhiri perlawanan DI Yogyakarta
Perjalanan Jateng untuk meraih emas tergolong sulit. Pada babak perempat final, mereka harus mengalahkan DKI Jakarta lewat Tie Break.
Sementara di semifinal sudah ditunggu Jawa Barat yang lebih diunggulkan. Namun nyatanya Jateng mampu unggul satu poin 152-151 untuk melenggang ke babak final. Perjuangan pun berakhir setelah pasangan Qanita dan Asadel mengalahkan atlet Aceh, Munawarah dan Mondir.
Raihan satu emas ini membuat Jateng berada di urutan empat perolehan medali cabang olahraga panahan dengan satu emas dan satu perak.
.Baca juga: Trio srikandi Jatim sabet emas panahan compound beregu putri
Baca juga: Diananda-Riau Ega berjaya di panahan recurve campuran PON Papua
Baca juga: Jakarta raih emas panahan recurve beregu putra lewat tie break
Tim panahan Yogyakarta yang menerjunkan Baihaqi Mustafa Surya Atmaja, Frederico Rifqi, dan Prima Wisnu Wardhana sukses mengalahkan Jabar yang diisi Amir Mahmud, Deki Adika Hastian, dan Megi Anugrah Putra dengan skor 227-226
Sementara medali perunggu diraih DKI Jakarta yang juga bermain ketat melawan Banten dengan perbedaan empat poin atau 226-222.
Dengan perolehan medali emas ini, Yogyakarta meraih medali pertamanya di cabang olahraga panahan. Kini mereka sudah mengumpulkan satu emas, satu perak, dan satu perunggu.
Sementara pada nomor compound beregu campuran, tim panahan Jawa Tengah juga meraih medali emas pertamanya di cabang panahan.
Tim yang diisi Qanita Syauqina Listiyanto dan Asadel Athariandi Kusuma sukses mengalahkan Aceh yang menerjunkan Munawarah dan Mohamad Mondir.
Sementara medali perunggu direbut Jawa Barat seusai mengakhiri perlawanan DI Yogyakarta
Perjalanan Jateng untuk meraih emas tergolong sulit. Pada babak perempat final, mereka harus mengalahkan DKI Jakarta lewat Tie Break.
Sementara di semifinal sudah ditunggu Jawa Barat yang lebih diunggulkan. Namun nyatanya Jateng mampu unggul satu poin 152-151 untuk melenggang ke babak final. Perjuangan pun berakhir setelah pasangan Qanita dan Asadel mengalahkan atlet Aceh, Munawarah dan Mondir.
Raihan satu emas ini membuat Jateng berada di urutan empat perolehan medali cabang olahraga panahan dengan satu emas dan satu perak.
.Baca juga: Trio srikandi Jatim sabet emas panahan compound beregu putri
Baca juga: Diananda-Riau Ega berjaya di panahan recurve campuran PON Papua
Baca juga: Jakarta raih emas panahan recurve beregu putra lewat tie break
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2021
Tags: