Telegram sambut 70 juta pengguna baru saat layanan Facebook "down"
6 Oktober 2021 10:07 WIB
Ilustrasi - Aplikasi perpesanan Telegram sedang terhubung oleh salah satu dari 500 juta penggunanya di dunia. Paris, Prancis - 2020/12/23 - Fotografi oleh Joao Luiz Bulcao / Hans Lucas. Ilustrasi: Aplikasi dari pesan Telegram yang terhubung ke parl de ses 500 juta pengguna dans le monde. Paris, Prancis (23/12/2020). ANTARA/REUTERS/Hans Lucas/pri.
Jakarta (ANTARA) - Aplikasi perpesanan Telegram mendapatkan lebih dari 70 juta pengguna baru saat tiga layanan grup Facebook yakni Facebook, WhatsApp, dan Instagram mengalami gangguan selama enam jam pada hari Senin, (4/10).
"Kami menyambut lebih dari 70 juta pengguna dari platform lain dalam satu hari," tulis Pavel Durov pendiri Telegram, dikutip dari Reuters, Rabu.
Durov mengatakan, beberapa pengguna di Amerika Serikat mungkin mengalami sedikit masalah karena jutaan orang berbondong-bondong mendaftar pada waktu yang sama.
Gangguan yang dialami Facebook menyebabkan sebanyak 3,5 miliar pengguna tidak bisa mengakses layanan seperti WhatsApp, Instagram, dan Facebook.
Facebook mengatakan, gangguan terjadi karena perubahan konfigurasi pada router tulang punggung yang mengatur lalu lintas pada pusat data.
Kepala antimonopoli Uni Eropa Margrethe Vestager mengatakan, gangguan yang dialami Facebook merupakan dampak dari tindakan yang hanya mengandalkan beberapa perusahaan besar. Dia kemudian menggarisbawahi perlunya lebih banyak perusahaan saingan.
Melihat insiden tersebut, Rusia mengatakan bahwa tindakan Moskow untuk mengembangkan platform internet dan jejaring sosialnya sendiri merupakan langkah yang tepat.
Baca juga: Tingkatkan kemampuan diri selama pandemi lewat channel Telegram
Baca juga: Telegram tambah fitur pesan suara untuk grup
Baca juga: Telegram tambah alat edit video dalam aplikasi
"Kami menyambut lebih dari 70 juta pengguna dari platform lain dalam satu hari," tulis Pavel Durov pendiri Telegram, dikutip dari Reuters, Rabu.
Durov mengatakan, beberapa pengguna di Amerika Serikat mungkin mengalami sedikit masalah karena jutaan orang berbondong-bondong mendaftar pada waktu yang sama.
Gangguan yang dialami Facebook menyebabkan sebanyak 3,5 miliar pengguna tidak bisa mengakses layanan seperti WhatsApp, Instagram, dan Facebook.
Facebook mengatakan, gangguan terjadi karena perubahan konfigurasi pada router tulang punggung yang mengatur lalu lintas pada pusat data.
Kepala antimonopoli Uni Eropa Margrethe Vestager mengatakan, gangguan yang dialami Facebook merupakan dampak dari tindakan yang hanya mengandalkan beberapa perusahaan besar. Dia kemudian menggarisbawahi perlunya lebih banyak perusahaan saingan.
Melihat insiden tersebut, Rusia mengatakan bahwa tindakan Moskow untuk mengembangkan platform internet dan jejaring sosialnya sendiri merupakan langkah yang tepat.
Baca juga: Tingkatkan kemampuan diri selama pandemi lewat channel Telegram
Baca juga: Telegram tambah fitur pesan suara untuk grup
Baca juga: Telegram tambah alat edit video dalam aplikasi
Penerjemah: Suci Nurhaliza
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021
Tags: