Roket Yang Ditembakkan ke Kantor Polisi Mesir Hantam Pusat Medis
28 Januari 2011 06:46 WIB
Asap mengepul dari sebuah kebakaran di kantor pemadam kebakaran Suez saat terjadi bentrokan antara pengunjuk rasa anti pemerintah dan polisi di kota pelabuhan Suez, 134km timur Kairo, Kamis (27/1).(FOTO ANTARA/REUTERS/Mohamed Abd El-Ghany/djo/11)
Kairo (ANTARA News/AFP) - Para pemrotes menembakkan dua roket granat ka kantor polisi di kota Sheikh Zuweid, Sinai Utara, pada Kamis, tapi luput dan menghantam pusat kesehatan terdekat, beberapa jam setelah polisi menembak mati seorang pengunjuk rasa, kata perwira keamanan.
Salah satu roket granat luput menghantam beberapa gedung dan mendarat di sebuah ruang kosong, kata perwira itu.
Tidak ada laporan segera tentang korban dari pusat medis yang terhantam roket tersebut.
Seorang koresponden AFP melaporkan, para demonstran juga menembakkan sebuah alat peluncur roket granat ke satu kantor polisi tiga kilometer (1,86 mil) dari kota itu, dan menimbulkan kebakaran.
Kantor pemeriksaan polisi itu dievakuasi pada hari sebelumnya.
Para demonstran tersebut terdiri atas orang Badui, beberapa di antara mereka bersenjata lengkap dan mengeluhkan diskriminasi yang dilakukan pemerintah.
Kerusuhan di Sinai berlangsung sesekali dan terjadi Selasa bertepatan dengan protes antipemerintah secara nasional. (AK/M016/K004)
Salah satu roket granat luput menghantam beberapa gedung dan mendarat di sebuah ruang kosong, kata perwira itu.
Tidak ada laporan segera tentang korban dari pusat medis yang terhantam roket tersebut.
Seorang koresponden AFP melaporkan, para demonstran juga menembakkan sebuah alat peluncur roket granat ke satu kantor polisi tiga kilometer (1,86 mil) dari kota itu, dan menimbulkan kebakaran.
Kantor pemeriksaan polisi itu dievakuasi pada hari sebelumnya.
Para demonstran tersebut terdiri atas orang Badui, beberapa di antara mereka bersenjata lengkap dan mengeluhkan diskriminasi yang dilakukan pemerintah.
Kerusuhan di Sinai berlangsung sesekali dan terjadi Selasa bertepatan dengan protes antipemerintah secara nasional. (AK/M016/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011
Tags: